بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم
Kisah Nabi Yusuf AS mengajarkan kita banyak hal, beliau adalah anak ke-sebelas dari dua belas 'semua' putera laki-laki Nabi Ya'qub AS (Bani Israel) dan Ribka. Orang tua terkadang bisa memberi perlakuan 'tidak adil' meski di sisinya itu pilihan yang layak, namun tanpa sadar bisa membuat anak - anak yang bersaudara itu saling cemburu satu sama lainnya.
Peristiwa 'pembuangan' Yusuf kecil, membuktikan tusukan dan tikaman terkadang bisa datang dari orang - orang terdekat dan jelas itu sangat menyakitkan dibandingkan 'luka' yang diakibatkan orang jauh atau asing. Nabi itu pilihan Allah SWT, punya jalan hidup sesuai skenario terbaiknya dan tak akan kita temukan nakhoda kapal yang handal hanya berlayar di atas laut yang tenang.
Dimasukkan dalam sumur yang dalam, menjadi budak di istana raja, difitnah oleh mereka yang memiliki kuasa sampai mendekam di dalam penjara tanpa ada kesalahan yang dilakukan. Benar, semua kesuksesan hanyalah milik mereka yang mampu bersabar.
Berhati lapang, memaafkan saudara - saudara yang pernah mendzalimi dan menerima mereka yang melakukan 'fitnah' atas dirinya adalah kemuliaan Nabi Yusuf AS. Kisah Nabi inilah yang menuntun kita bahwa yang cerai berai hari ini bisa bersatu kembali, setelah 40 tahun, mimpi Yusuf kecil menjadi kenyataan. Janji Allah pastilah ditepati.
وَرَفَعَ اَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوْا لَهٗ سُجَّدًاۚ وَقَالَ يٰٓاَبَتِ هٰذَا تَأْوِيْلُ رُءْيَايَ مِنْ قَبْلُ ۖقَدْ جَعَلَهَا رَبِّيْ حَقًّاۗ وَقَدْ اَحْسَنَ بِيْٓ اِذْ اَخْرَجَنِيْ مِنَ السِّجْنِ وَجَاۤءَ بِكُمْ مِّنَ الْبَدْوِ مِنْۢ بَعْدِ اَنْ نَّزَغَ الشَّيْطٰنُ بَيْنِيْ وَبَيْنَ اِخْوَتِيْۗ اِنَّ رَبِّيْ لَطِيْفٌ لِّمَا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ ( يوسف/12: 100)
Dia (Yusuf) menaikkan kedua ibu bapaknya ke atas singgasana. Mereka tunduk bersujud kepadanya (Yusuf). Dia (Yusuf) berkata, “Wahai ayahku, inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Sungguh, Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sungguh, Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. (QS Yusuf : 100)
Wallahu a'lamu bishawab
(Ust. M. Iqbal - uniba)
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ