Featured Post

Keluarga Bahagia dan Ikhlas Bahagia

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Betapa banyak orang yang kesepian di tengah hiruk pikuk keramaian bukan karena tak punya keluarga, sahabat atau handai taulan. Namun kurang baiknya hubungan dengan mereka, ada jarak, sekat hati yang memisahkan karena atas nama harga diri, ego, rasa malu ataupun individualisme yang dominan di kota-kota besar. Ada orang - orang shaleh yang namanya diabadikan dalam kitab suci. Allah memuliakan keluarga Imron dan keluarga Ibrahim, demikian pula 'ayah' Luqman bersama anak-anaknya dalam nasehat kebaikan yang terbaik.

Larangan Khamr Dijadikan Obat Dan Cuka

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم

Tentang Minuman Keras / Khamr Bg. 5

Khamr Tidak Boleh Dijadikan Sebagai Obat

Hadit berikut diterangkan dengan jelas tentang menggunakan khamr sebagai obat :

عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ عَنْ اَبِيْهِ وَائِلٍ اْلحَضْرَمِيّ اَنَّ طَارِقَ بْنَ سُوَيْدٍ اْلجُعْفِيَّ سَأَلَ النَّبِيَّ ص عَنْ اْلخَمْرِ فَنَهَاهُ اَوْ كَرِهَ اَنْ يَصْنَعَهَا فَقَالَ: اِنَّمَا اَصْنَعُهَا لِلدَّوَاءِ. فَقَالَ: اِنَّهُ لَيْسَ بِدَوَاءٍ وَلَكِنَّهُ دَاءٌ. مسلم 3: 1573، رقم: 1984
Dari 'Alqamah bin Waail dari ayahnya Waail Al Hadlramiy bahwa Thariq bin Suwaid Al-Ju'fiy pernah bertanya kepada Nabi SAW mengenai khamr, maka beliau pun melarangnya atau benci membuatnya”. Lalu dia berkata, "Saya membuatnya hanya untuk obat”. Maka beliau bersabda, "Khamr itu bukanlah obat, akan tetapi ia adalah penyakit". [HR. Muslim juz 3, hal. 1573, no. 1984]

عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رض عَنْ النَّبِيّ ص قَالَ: مَا اَنْزَلَ اللهُ دَاءً اِلاَّ اَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً. البخارى 7: 12
Dari Abu Hurairah, RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Allah tidak menurunkan penyakit, melainkan Dia menurunkan pula obatnya”. [HR. Bukhari juz 7, hal. 12]

عَنْ اَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اللهَ اَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَ جَعَلَ لِكُلّ دَاءٍ دَوَاءً فَتَدَاوَوْا وَلَا تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ. ابو داود 4: 7، رقم: 3873
Dari Abud Dardaa’ ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat, dan menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya, maka berobatlah dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram”. [HR Abu Dawud juz 4, hal. 7, no. 3873]

عَنْ سِمَاكٍ اَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَائِلٍ عَنْ اَبِيهِ اَنَّهُ شَهِدَ النَّبِيَّ ص وَسَأَلَهُ سُوَيْدُ بْنُ طَارِقٍ اَوْ طَارِقُ بْنُ سُوَيْدٍ عَنْ اْلخَمْرِ، فَنَهَاهُ. فَقَالَ: اِنَّا لَنَتَدَاوَى بِهَا. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّهَا لَيْسَتْ بِدَوَاءٍ وَ لكِنَّهَا دَاءٌ. الترمذى 3: 261، رقم: 2119
Dari Simak bahwa ia mendengar ‘Alqamah bin Waail dari ayahnya bahwa ia pernah menyaksikan Nabi SAW. Dan Suwaid bin Thariq atau Thariq bin Suwaid bertanya pada beliau tentang khamr, Suwaid berkata, "Sesungguhnya kami menggunakannya sebagai obat”. Maka Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya khamr itu bukanlah obat, akan tetapi ia adalah penyakit”. [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 261, no. 2119]

قَالَ بْنُ مَسْعُوْدٍ فِى السَّكَرِ: اِنَّ اللهَ لَمْ يَجْعَلْ شِفَاءَ كَمْ فِيْمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ. البخارى 6: 248
Ibnu Mas'ud berkata tentang sesuatu yang memabukkan, "Sesungguhnya Allah tidak menjadikan obat kalian pada sesuatu yang Dia telah mengharamkan kepada kalian". [HR. Bukhari juz 6, hal. 248] 

Khamr Tidak Boleh Dijadikan Cuka

عَنْ اَنَسٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص سُئِلَ عَنِ اْلخَمْرِ يُتَّخَذُ خَلاًّ فَقَالَ: لاَ. مسلم 3: 1573
Dari Anas, bahwasanya Nabi SAW ditanya tentang khamr yang dijadikan cuka, lalu beliau menjawab, "Tidak boleh". [HR. Muslim juz 3, hal. 1573]

عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّ اَبَا طَلْحَةَ سَأَلَ النَّبِيَّ ص عَنْ اَيْتَامٍ وَرِثُوْا خَمْرًا، قَالَ: اَهْرِقْهَا. قَالَ: اَفَلاَ اَجْعَلُهَا خَلاًّ؟ قَالَ: لاَ. ابو داود 3: 329، رقم: 3675
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Abu Thalhah bertanya kepada Nabi SAW tentang beberapa anak yatim yang mewarisi khamr, beliau SAW menjawab, "Buanglah!". (Abu Thalhah) bertanya, "Apakah tidak boleh saya jadikan cuka?". Jawab beliau, "Tidak". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 329, no. 3675]

عَنْ اَنَسٍ اَنَّ يَتِيْمًا كَانَ فِى حِجْرِ اَبِى طَلْحَةَ فَاشْتَرَى لَهُ خَمْرًا. فَلَمَّا حُرّمَتْ سُئِلَ النَّبِيُّ ص: اَيُتَّخَذُ خَلاًّ؟ قَالَ: لاَ. الدارقطنى 4: 265، رقم: 4
Dari Anas, bahwasanya ada seorang anak yatim dalam asuhan Abu Thalhah, lalu ia (Abu Thalhah) membelikan khamr untuknya. Ketika khamr telah diharamkan, Nabi SAW ditanya, "Bolehkah khamr itu dijadikan cuka?". Nabi SAW menjawab, "Tidak". [HR. Daruquthni juz 4, hal. 265, no. 4]

Golongan Orang Yang Merubah Nama Khamr Dengan Nama Lain

عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَيَسْتَحِلَّنَّ طَائِفَةٌ مِنْ اُمَّتِى اْلخَمْرَ بِاسْمٍ يُسَمُّوْنَهَا اِيَّاهُ. احمد 8: 401، رقم: 22772
Dari 'Ubadah bin Shamit, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh akan ada segolongan dari ummatku yang menghalalkan khamr dengan menamakannya dengan nama lain". [HR. Ahmad juz 8, hal. 401, no. 22772]

عَنْ اَبِى مَالِكٍ اْلاَشْعَرِيّ اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: لَيَشْرَبَنَّ اُنَاسٌ مِنْ اُمَّتِى اْلخَمْرَ يُسَمُّوْنَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا. ابو داود 3: 329، رقم: 3688
Dari Abu Malik Al-Asy'ariy, bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh akan ada sekelompok manusia dari ummatku yang minum khamr, dan mereka menamakannya dengan nama lain". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 329, no. 3688]

عَنْ اَبِى اُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تَذْهَبُ اللَّيَالِى وَ اْلاَيَّامُ حَتَّى تَشْرَبَ طَائِفَةٌ مِنْ اُمَّتِى اْلخَمْرَ وَ يُسَمُّوْنَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا. ابن ماجه 2: 1123، رقم: 3384
Dari Abu Umamah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Tidak lewat beberapa malam dan hari (tidak lama sepeninggalku) sehingga segolongan dari ummatku minum khamr dengan memberi nama yang bukan namanya". [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1123, no. 3384, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama ‘Abdus Salaam bin ‘Abdul Quddus]

عَنِ ابْنِ مُحَيْرِيْزٍ يُحَدّثُ عَنْ رَجُلٍ مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيّ ص عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: يَشْرَبُ نَاسٌ مِنْ اُمَّتِى اْلخَمْرَ يُسَمُّوْنَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا. النسائى 8: 312
Dari Ibnu Muhairiz, ia menceritakan dari salah seorang shahabat Nabi SAW, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "(Akan) ada segolongan manusia dari ummatku yang minum khamr, dan mereka menamakannya dengan nama lain". [HR. Nasai juz 8, hal. 312]

Larangan Duduk Pada Jamuan Makan Yang Ada Disuguhkan / Diedarkan Khamr

Berdasar sunnah Nabi SAW, orang Islam diharuskan meninggalkan tempat jamuan yang ada khamrnya, termasuk duduk-duduk dengan orang yang sedang minum khamr. Rasulullah SAW bersabda :

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيّرْهُ بِيَدِهِ فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَ ذلِكَ اَضْعَفُ اْلاِيْمَانِ. مسلم 1: 69
"Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya. jika tidak mampu, hendaklah ia mencegahnya dengan lisannya, dan jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah iman”. [HR. Muslim juz 1, hal. 69]

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلاخِرِ فَلاَ يَقْعُدْ عَلَى مَائِدَةٍ يُشْرَبُ عَلَيْهَا اْلخَمْرُ. الدارمى 2: 112،رقم: 1991
Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia duduk pada jamuan makan yang ada minum khamr padanya". [HR. Ad-Darimiy juz 2, hal. 112, no. 1991, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama Hasan bin Abu Ja’far, haditsnya munkar]

Diriwayatkan dari ‘Umar bin Al-Khaththab RA bahwa Rasulullah SAW bersabda :

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يَقْعُدَنَّ عَلَى مَائِدَةٍ يُدَارُ عَلَيْهَا بِاْلخَمْرِ. احمد 1: 53، رقم: 125
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia duduk di suatu jamuan yang diedarkan khamr padanya”. [HR. Ahmad juz 1, hal. 53, no. 125, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi yang tidak disebutkan namanya]

Disamping hadits di atas, Allah SWT berfirman :

وَ قَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِى اْلكِتبِ اَنْ اِذَا سَمِعْتُمْ ايتِ اللهِ يُكْفَرُ بِهَا وَ يُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلاَ تَقْعُدُوْا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوْضُوْا فِى حَدِيْثٍ غيْرِه اِنَّكُمْ اِذًا مّثْلُهُم. النساء:140
Sungguh Allah telah menurunkan kepadamu dalam Al-Qur'an, bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diejeknya, maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sehingga mereka itu memasuki dalam pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (jika kamu berbuat demikian) tentulah kamu sama dengan mereka. [QS. An-Nisaa' : 140]

Wallahu a'lam bishawab
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ

Tren Blog

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Perintah Orang Tua Yang Tidak Boleh Ditaati

Hadits Tentang Walimah

Hadits Tentang Khitan

Shalat Sunnah Intidhar

Blog Populer

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Khitan