بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم
Amal adalah perbuatan bagian perwujudan
dari sesuatu yang diharapkan. Bentuk amal bisa berbagai rupa, baik berupa
ucapan, perbuatan, bahkan getaran hati. Nilai suatu amal menurut agama
didasarkan atas niat yang beramal.
Ada amal ibadah, yaitu perbuatan
pengabdian. Ibadah berasal dari bahasa Arab dari kata 'abada' yang berarti
melayani, mengabdi, dan menyembah.
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ ( الذّٰريٰت/51: 56)
Aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku. (Qs. Az-Zariyat : 56)
Ada pula amal jariah, yang bermakna
'perbuatan yang berkelanjutan'. Pahala amal jariah tidak akan terputus walaupun
pemberinya sudah meninggal, selama benda yang diamalkan tersebut masih
memberikan manfaat bagi kepentingan umum. "Bila anak Adam meninggal dunia,
terputuslah amalnya, kecuali tiga (hal): sedekah jariah, ilmu yang diambil
manfaatnya, dan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya” (HR Muslim).
Pada kitab suci Al Qur'an kita mengenal
amal sholeh yang meliputi semua perbuatan, lahir maupun batin, berakibat pada
hal positif atau bermanfaat. Amal sholeh didasarkan atas iman dalam niat yang
ikhlas dan bisa mencakup pengertian amal jariah dan amal ibadah.
Berhati-hatilah atas perbuatan yang bisa
merusak amal diantaranya riya, yaitu beramal bukan ditujukan kepada Allah SWT,
melainkan agar dilihat orang lain. Atau 'tasmi', yaitu menceritakan amal
kebaikannya kepada orang lain dengan tujuan mendapatkan pujian dari makhluk.
Amal ibadah khusus, tapi bertentangan dengan ajaran agama pun bisa menjadi amal
kita tertolak. Perbuatan yang tidak didasarkan pada ilmu dan keridhoan-Nya akan
menjadikan amal kita sia – sia.
Menjadi orang baik itu tidak mudah, kita
harus mulai dengan mengokohkan keimanan, mengendalikan hawa nafsu dan
meneguhkan tekad untuk bisa istiqomah dalam kebaikan.
Tak ada rugi orang berbuat baik.
Kebaikan akan mendatangkan kemuliaan bagi yang mengerjakannya. Berbuat baik adalah
amalan terpuji dan perbuatan yang sangat dicintai Allah SWT.
Penting kita meneguhkan keimanan supaya
tak pernah bimbang bahwa kebaikan yang kita lakukan itu membawa keuntungan
besar. Meyakini bahwa keimanan kita akan mampu mengendalikan hawa nafsu dan
bisa kuat istiqomah beramal kebaikan tersebut.
وَلِكُلٍّ
وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ
بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ( البقرة/2:
148)
Dan
setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka
berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah
akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
(QS. Al-Baqarah/2:148)
Berlombalah dalam berbuat kebaikan dalam
segala keadaan dan kondisi. Kita ini "meninggalkan" dunia, mengembara
dalam perjalanan jauh dan lama. Butuh bekal, dan salah satu modal bekal kita adalah
melakukan banyak amal kebaikan.
Jangan menunda kebaikan. Tak perlu
bingung berbuat baik mulai dari yang mana, mulailah dari hal – hal yang kecil,
mulai saat ini dan dari diri sendiri. Memulai tanpa banyak memberikan alasan,
terus menebarkan kebaikan dan insya Allah akan mendapat banyak keberhasilan.
Wallahu a'lamu bishawab.
(Ust. M. Iqbal – Uniba)
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ