Featured Post

Cobaan Hidup

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Para nabi itu ujian hidup mereka paling berat, pedih dan mengerikan. Benar, untuk mengetahui ketaatan seorang hamba dihadapan Allah, diberikan kepada kita serangkaian ujian. Dunia yang sementara ini adalah tempat cobaan dan bekerja. Nabi Ibrahim adalah teladan terbaik bagi manusia dalam banyak ujian dan cobaan. Menghadapi orang tua yang musyrik, kaum yang angkuh bahkan penguasa yang dzalim. Dilempar dalam api yang berkobar, pengembara berpindah-pindah tempat tinggal dan 'meninggalkan' istri serta anak 'Ismail' di lembah Mekkah yang tandus dan tak ada tanda-tanda kehidupan.

Hikmah Kejujuran

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم

Agama ini sangat menjaga kemuliaan, kehormatan, kesucian, kejujuran, kedamaian dan keadilan dalam arti yang sebenarnya. Pintu - pintu ditutup rapat bagi kepalsuan, kebohongan, kemaksiatan, kedzaliman dan kesewenang-wenangan.

Manusia secara naluriah sangat mencintai kebaikan, kejujuran dan senang jika orang lain berlaku baik dan jujur kepada dirinya. Inilah sebab utama, Nabi SAW senantiasa disukai dan dicintai oleh masyarakatnya karena kebaikan dan kejujurannya yang tiada duanya.

Bahkan, kala Nabi mengumpulkan seluruh kaum Quraisy perihal pendapat mereka bila dirinya menyampaikan berita di balik bukit ada sekelompok pasukan yang siap menyerang, semua menjawab percaya.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar. (QS At-Taubah: 119).

Orang yang benar adalah orang yang jujur, menepati janji dan sumpah – sumpah mereka dalam setiap perkara penting dan urusan - urusan lainnya.

Syaikh Wahbah Az-Zuhaili menegaskan maksudnya adalah orang yang benar dalam ucapan, perbuatan, dan keadaan mereka. Orang yang perkataannya benar, perbuatannya dan keadaannya tidak lain kecuali benar, bebas dari kemalasan dan kelesuan, selamat dari maksud - maksud buruk. Apabila bertemu orang yang demikian, maka duduklah bersamanya, dukung dan ikuti. Jika sebaliknya, maka lebih baik tinggalkan. Orang yang mampu jujur dan meneguhkan kejujurannya akan selamat dalam semua urusan kehidupannya.

Apabila hikmah kejujuran menjadi kesadaran kita bersama, dari yang di pasar, di terminal, di bandara, di kepolisian, kementerian bahkan istana negara, insya Allah, beres seluruh urusan bangsa ini. Tidak akan ada kegaduhan yang kontraproduktif.

Bila bangsa ini ingin menjadi bangsa yang besar, maju, dan berpengaruh, maka pertama-tama yang harus dibangun pada diri setiap individu, mulai rakyat biasa sampai pucuk pejabat tertinggi adalah hikmah kejujuran. Adakah semuanya sadar dan benar - benar siap untuk menjadi pribadi yang jujur? Jika kita positif menjawabnya, insya Allah kebaikan demi kebaikan bangsa dan negara benar - benar akan menjadi kenyataan.

Wallahu a'lamu bishawab.

(Ust. M. Iqbal – Uniba)

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ

Tren Blog

Hadits Tentang Khitan

Fadlilah Dzikir Laa Ilaaha Illallaah

Hadits Tentang Aqiqah

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Blog Populer

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Khitan