بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم
Lintasan ketakutan bisa hadir kepada siapa pun. Jenderal yang paling berani pun, bila menghadapi pedang berkilat tajam atau kerasnya dentuman bom, akan timbul rasa takut meski disembunyikan. Rasa takut akan bisa hadir terhadap manusia yang normal karena menjadi bagian kehidupannya. Takut penyakit, rampok, teror dari teroris, berpisah dengan orang-orang yang dicintai, kehilangan harta yang disayangi, kurang rizki dan akhir kehidupan, kematian.
Rasa takut dalam pengertian negatif, bila dibiarkan menguasai kita akan memunculkan rasa rendah diri. Takut mengambil / menuntut haknya sendiri. Sering merasa serba salah, serba canggung dan berada dalam tekanan "bayang-bayang" yang tak nyata.
Namun ada takut positif, yang bisa mendatangkan kebaikan. Takut tidak lulus ujian, menjadikan pelajar / mahswa belajar lebih giat. Takut terkena penyakit, menjadikan kita berhati-hati memilih makanan dan minuman yang terjamin kesehatannya.
Manusia yang takut dengan Allah sering disebut Taqwa. Takut bisa berarti Taqwa, tapi Taqwa bukan takut. Pada Taqwa memang ada unsur takut.
Taqwa menurut istilah adalah menjaga diri, memelihara keselamatan diri, berhati-hati untuk memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Jalan Taqwa adalah melaksanakan perintahNYA, menjauhi laranganNYA.
Orang yang bertaqwa bukanlah kalah dengan keterpaksaan, tapi tunduk-patuh dengan kesadaran dan ilmu. Sadar akan kuasa Tuhan dan paham atas ilmu kebenaran.
وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ مُخۡتَلِفٌ أَلۡوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَۗ إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS Faathir 28)
Ketakutan utama sebagian besar orang hidup adalah kematian. Hal ini karena mereka tak memiliki ilmu, keyakinan dan keberanian. Ilmu tentang apa yang terjadi setelah mati. Belum yakin dengan bekal yang cukup menghadapNYA. Takut berpisah dengan segala gemerlap dunia.
Saudaraku,
Orang yang mengerti hakekat hidup dan mati, tak akan pernah takut membela kebenaran dan keadilan. Berani membela karena tahu resiko yang harus dihadapi meski maut menjemputnya.
"Almautu aayatul hubbish Shodiq" ; Mati adalah alamat cinta yang sejati. Puncak cinta kepadaNYA adalah mendptkan kematian dalam membela kebenaran dan keadilan. Syahid di jalanNYA.
Allahu a'lamu bishowab
Masjid Agung Kauman Solo
15 Ramadhan 1440H
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ