Featured Post

Cobaan Hidup

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Para nabi itu ujian hidup mereka paling berat, pedih dan mengerikan. Benar, untuk mengetahui ketaatan seorang hamba dihadapan Allah, diberikan kepada kita serangkaian ujian. Dunia yang sementara ini adalah tempat cobaan dan bekerja. Nabi Ibrahim adalah teladan terbaik bagi manusia dalam banyak ujian dan cobaan. Menghadapi orang tua yang musyrik, kaum yang angkuh bahkan penguasa yang dzalim. Dilempar dalam api yang berkobar, pengembara berpindah-pindah tempat tinggal dan 'meninggalkan' istri serta anak 'Ismail' di lembah Mekkah yang tandus dan tak ada tanda-tanda kehidupan.

Anak Sholeh

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم 

Cerita Pak Muh. Iqbal, Malam ini saya menemani anak-anak i'tikaf di masjid. Menjelaskan tentang doa yang didengar Tuhan atau ijabah. Saat bertanya tentang apa keinginan yang ingin dikabulkan oleh Allah. "Saya ingin jadi super Hero, agar bisa membunuh Dajjal, "Seru Taqwa, kakak si bungsu yang baru berusia 11 tahun.

Kita dan anak-anak seperti putaran nasib yang dipergilirkan. Saat mereka lahir, mereka benar-benar butuh kita. Sentuhan, dekapan keikhlasan sangat mereka butuhkan namun kita sering abaikan.

Semakin bertambah umur, posisi kita bisa melemah. Mereka lebih mendengar kawan-kawannya bila kita tidak menabung kedekatan dengan mereka. Kita butuh lingkungan terbaik bagi tumbuh kembang generasi penerus ini.
Sesudah masa remaja usai, mereka mandiri dan menikah. Mereka tak memerlukan orang tua, kecuali bila iman menancap kuat di hati. Mereka tetap hormat, berbakti pada orang tua karena agama mengajarkan. "Keridhoan Allah bergantung pada ridho kedua orang tua. Kemurkaan Allah bergantung pada kemurkaan orang tua" (Hadits)

Orang tua akan tetap memanen kebaikan walaupun sudah berselimut kafan, saat meninggalkan anak-anak sholeh yang mendoakannya. Inilah harta yang terbaik untuk kita bawa menghadapNYA.

Sholeh itu berhubungan dengan hati, iman dan dikukuhkan dengan ilmu. Kecerdasan akal tak bisa membantu bila jiwa mereka hampa. Jiwa yang kosong menjadikan nasehat kebaikan tak berpengaruh pada perbuatan dan kehidupannya.

Saudaraku,

Masih ada waktu. Luangkan waktu untuk membersamai mereka. Isi ruang-ruang jiwa anak-anak kita. Dengarkan impian mereka melalui lisan mereka sendiri. Harta, karier dan dunia tak pernah habis. Namun waktu bersama anak-anak ada batasnya.

Semoga anak-anak kita menjadi generasi yang kuat jiwanya, besar semangat dan kokoh imannya. Sholeh amalan dan mulia akhlaknya. Berada dalam kebenaran, dalam jamaah Al Mahdi, hamba Allah yang diberikan petunjuk untuk melawan kejahatan dan kemungkaran. Aamiin.

Allahu a'lamu bishowab

Masjid atTaqwa Ngruki
23 Ramadhan 1440 H

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ

Tren Blog

Hadits Tentang Khitan

Fadlilah Dzikir Laa Ilaaha Illallaah

Hadits Tentang Aqiqah

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Blog Populer

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Khitan