بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم
Teladan Umar bin Khatab (2)
|
Umar bin Khatab |
Umar adalah orang pertama yang mencetuskan ide tentang perlunya dilakukan pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an. Saat itu ayat-ayat Al-Qur'an tersebar di berbagai lempengan batu, pelepah kurma, tulang-belulang dan sebagainya. Tempatnya pun ditangan banyak para sahabat.
Sebagai khalifah / pemimpin, Umar dikenal sangat adil. Ia tidak membedakan antara tuan dan budak, kaya dan miskin, penguasa dan rakyat jelata. Diperlakukan sama, yang salah dihukum dan yang benar dibela. Umar pernah mengadili Gubernurnya, dan meminta rakyat yang teraniaya membalas sesuai perlakuan yang diterimanya.
Umar sangat dekat dengan rakyatnya. Setiap malam pergi berkeliling mengamati keadaan mereka. Khawatir bila ada yang butuh pertolongan karena sakit dan kelaparan. Ia tidak segan memberi bantuan langsung dan memikul sendiri bahan makanan bagi yg membutuhkan.
Tabiat yang kuat dari Umar, dibangun dari ibadahnya yang kuat. Beliau benar-benar takut kepadaNYA, mendapatkan amanah kepemimpinan baginya bukan anugerah apalagi nikmat tapi beban berat yang menggoncangkan persendian. Seringkali tak henti dari bibirnya terucap kalimat getir, "Maa taquulu lirabbika ghodan? (Apa pertanggungjawabanmu (Umar) pada Rab-mu nanti?)"
Umar adalah hasil didikan dan tempaan terbaik dari Nabi. Pengikut setia, rajin beribadah dan teladan dalam kesalehan, kezuhudan dan ketakwaan.
Beliau sering menasehati sahabat-sahabatnya.
"Sebelum ini hidup kita tak bermakna, sampai Allah berkenan memuliakan kita dengan Agama ini. Maka jika kita mencari kemuliaan selain dengan itu, pastilah kita kembali hina...! "
Sederhana adalah pilihan hidupnya diterapkan di lingkungan keluarganya. Umar sangat takut membelanjakan uang negara tanpa alasan kuat. Istri dan anak-anaknya dilarang menerima pemberian dalam bentuk apa pun dari para pembesar maupun dari rakyatnya.
Umar meneladani perilaku Rasul SAW dalam seluruh aspek kehidupan. Ia berpakaian sangat sederhana, bahkan sering dianggap tak layak dipakai pembesar seperti beliau.
Umar pernah menjadi khatib yang terlambat. Bergegas datang dan semua menyaksikan beliau memakai jubah penuh tambalan. Sebelum naik mimbar terlebih dahulu beliau meminta maaf atas keterlambatannya:
"Saya terhalang karena jubah ini... Saya menunggu keringnya dulu, karena saya tak mempunyai jubah lainnya...!"
14 Ramadhan 1439
Wallahu a'lamu bishawab.
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ