بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم
Kultum Ramadhan hari keempat
|
Puasa dan Hawa nafsu |
Kata Nafsu berasal dari bahasa arab, an Nafs yaitu "khuruju syai kaifa kana" atau keluarnya sesuatu yang semilir, baik berupa angin atau lainnya. Nafs atau jiwa manusia pada dasarnya netral, manusialah yang mewarnainya, jika menyucikannya dia akan beruntung, namun bila dia mengotorinya dia akan celaka (QS asy Syams: 7-10)
Perjuangan dan peperangan (jihad) melawan hawa nafsu dan syahwat adalah jihad yang paling dasar. Tak mungkin kita dapat menaklukkan musuh bila kita tak mampu menaklukkan hawa nafsu sendiri.
Pesan Nabi shallallahu alaihi wasallam:
“Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad (berjuang) melawan dirinya dan hawa nafsunya” (Hadits shahih diriwayatkan oleh ibnu Najjar dari Abu Dzarr).
Simaklah kaidah indah yang disampaikan oleh ibnu Qayyim saat menjelaskan kalam Allah
“Dan orang orang yang berjihad di jalan Kami, Kami akan memberikan kepada mereka hidayah kepada jalan jalan Kami” (Al-Ankabut: 69).
Ibnu Qayyim menuturkan “Dalam ayat ini Allah mengaitkan hidayah dengan jihad. Orang yang paling sempurna hidayahnya adalah yang paling sempurna jihadnya. Jihad yang paling wajib adalah menjihadi diri sendiri, menjihadi hawa nafsu, menjihadi setan, dan menjihadi dunia.
"Siapa yang menjihadi empat perkara ini karena Allah, maka Allah akan memberinya hidayah kepada jalan-jalan keridhaan-Nya yang akan menyampaikannya ke surga."
Orang-orang yang mampu menaklukkan hawa nafsunya di jalan Allah dengan cara bertaubat, maka terbukalah atas mereka hidayah dan anugerah rasa ikhlas.
Barang siapa yang menang melawan musuhnya yang batin, ia akan menang melawan musuhnya yang lahiriyah. Dan siapa yang kalah oleh musuhnya yang batin, ia akan mudah dikalahkan oleh musuhnya yang lahiriyah.
Puasa mengajarkan kita untuk bisa mengendalikan diri, hawa nafsu. Bukankah selama ini hidup kita menjadi hina, tercela dan jauh dari kebenaran akibat ketidakmampuan kita menahan hawa nafsu.
Saudaraku, selamat menjalankan ibadah puasa, semoga kita menjadi para PEMENANG.
Wallahu a'lamu bishawab.
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ.