Featured Post

Cobaan Hidup

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Para nabi itu ujian hidup mereka paling berat, pedih dan mengerikan. Benar, untuk mengetahui ketaatan seorang hamba dihadapan Allah, diberikan kepada kita serangkaian ujian. Dunia yang sementara ini adalah tempat cobaan dan bekerja. Nabi Ibrahim adalah teladan terbaik bagi manusia dalam banyak ujian dan cobaan. Menghadapi orang tua yang musyrik, kaum yang angkuh bahkan penguasa yang dzalim. Dilempar dalam api yang berkobar, pengembara berpindah-pindah tempat tinggal dan 'meninggalkan' istri serta anak 'Ismail' di lembah Mekkah yang tandus dan tak ada tanda-tanda kehidupan.

Kekayaan Sejati

Kultum Ramadhan Hari ke enam

Kultum Ramadhan kekayaan sejati
Kekayaan Sejati
Beberapa hari yang lalu waktu dini hari ada pemberitahuan telah terjadi peningkatan status Gunung Merapi dari normal menjadi siaga. Jam 01.47 WIB terjadi Erupsi Freatik dengan ketinggian asap 3500 meter ke arah barat, teramati dari pos PGM Babadan. 

Kita bisa membayangkan perasaan mereka yang tinggal di lereng Merapi. Rasa tidak aman menjadi pengungsi sudah terbayang-bayang. Walaupun fasilitas pengungsian sudah disiapkan namun tinggal disana bukanlah hal nyaman. Masalah makan dan kesehatan menjadi persoalan baru. 

Teringat dengan pesan Nabi, "Barang siapa yang melewati pagi harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya dan memiliki makanan untuk hari itu maka seakan-akan dia telah memiliki dunia seisinya."

Malu kita dengan kehidupan ini. Rumah ada, sehat iya, makanan cukup, rasa aman insya' Allah. Hanya rasa syukur yg belum..... 'Namun sedikit sekali dari hamba-hambaKU yg bersyukur (QS Saba': 13).

Bersyukur adalah kekayaan sejati. Karena dapat menambah dan melipatgandakan nikmat. Nikmat ketenangan, ketentraman, kebahagiaan dan kedamaian. 

Jadi teringat kisah orang miskin yang bertanya pada gurunya," Mengapa aku menjadi orang yang sangat miskin dan selalu mengalami kesulitan hidup?
Sang Guru menjawab, "Karena engkau tidak pernah berusaha untuk memberi pada orang lain."
"Tapi saya tidak punya apapun untuk di berikan pada yang lain! Sanggah si Miskin
Sang Guru Bijak berkata, "Sebenarnya engkau masih punya banyak untuk engkau berikan pada orang lain."
"Apakah itu, guru?"
Sang guru mejawab, "Mulut yang engkau punya bisa memberikan senyuman dan pujian. Mata yang kau punya, bisa memberikan tatapan yang lembut. Telinga yang ada bisa memberikan perhatian untuk mendengar keluh kesah orang di sekitarmu. Wajahmu bisa memberikan keramahan.
Dan dengan tangan yang engkau punya, engkau bisa memberikan bantuan dan pertolongan pada orang lain yang membutuhkan dan masih banyak lagi."
"Jadi sesungguhnya kamu bukanlah miskin, hanya saja engkau bakhil dan itulah yang menyebabkan orang lain juga tidak pernah mau memberikan apapun pada dirimu. Engkau akan terus seperti ini jika engkau tidak mau memberi dan berbagi pada orang lain dan siapapun."

Saudaraku berbagilah.... pada orang lain dari apa yang masih engkau punya, agar orang lain juga mau berbagi denganmu.
Memberi tidak di tentukan oleh seberapa besar atau kecil, tapi berdasarkan kebutuhan.

Ada yang butuh didengarkan, dengarkan dan kuatkanlah. Ada yang butuh diperhatikan, perhatikan dan berikan kasih sayang. Ada yang butuh disemangati, berikan semangat dan harapan.

Sahabatku, ....
Jangan pernah meremehkan  perbuatan BAIK sekecil apapun. 

Semoga hari ini kita mampu membagikan kekayaan sejati, yaitu hidup dalam kebersyukuran dengan melakukan yang terbaik bagi semua orang....
Aamiin

Allahu a'lamu bishowab.

Tren Blog

Hadits Tentang Khitan

Fadlilah Dzikir Laa Ilaaha Illallaah

Hadits Tentang Aqiqah

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Blog Populer

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Khitan