بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم
Keistimewaan Bulan Ramadan / Puasa
Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Sahabat
saudaraku fillah..yang di Rahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala Bulan
Ramadhan merupakan bulan yang mempunyai banyak keistimewaan yang tidak
dimiliki oleh sebelas bulan lainnya.
Salah satu keistimewaan
bulan Ramadan adalah diwajibkannya shaum/puasa di bulan ini, bagi
orang-orang yang beriman,shaum yang secara sederhana dapat kita artikan
‘Menahan Diri”. yaitu menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya dari
terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
Yang dimaksud
membatalkan shaum di sini bukan hanya mengurangi nilai ibadahnya akan
tetapi juga mencakup hal-hal yang membatalkan hakikat, tujuan dan
membatalkan pahalanya. Kalau shaum dimaknai hanya menahan diri dari yang
membatalkan ibadahnya secara syar’i, maka hal ini tidak seberat ketika
dimaknai menahan diri segala yang membatalkan hakikat, tujuan dan pahala
shaum.
Imam Abu Hamid Al Ghazali dalam buku yang berjudul Cahaya
di Atas Cahaya menyatakan “bahwa kesempurnaan shaum adalah dengan
mencegah segenap anggota badan, dari segala hal yang tidak disenangi
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. menjaga mata dari melihat hal-hal yang
tidak disenangi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, menjaga lisan dari
mengucapkan hal-hal yang tidak bermakna,serta menjaga telinga dari
mendengarkan, hal-hal yang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Berkaitan
dengan hal di atas, banyak sekali hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam yang menerangkan diantaranya: ”Lima hal dapat membatalakan
shaum, yaitu berbohong, mengadu domba, bersumpah palsu, dan memandang
dengan syahwat.” tidak meninggalkan kata-kata kotor dan perbuatan keji,
maka usahanya meninggalkan makan dan minum tidak berarti bagi Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Jadi pada dasarnya shaum bukan hanya menahan
diri, dari makan dan minum serta memasukkan benda ke dalam salah satu
lubang angggota tubuh kita, akan tetapi lebih dari itu, shaum berarti
menahan diri dari segala yang membatalkannya secara syar’i juga menahan
diri dari segala sesuatu yang dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
baik lahir maupun batin
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :
“Betapa
banyak orang yang berpuasa namun dia hanya mendapatkan rasa lapar dan
dahaga semata dari puasanya tersebut” (HR Ahmad,Ibnu Majah, dan Ad
Darimi dengan sanad shahih).
Hadits diatas dapat dipahami bahwa
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menganjurkan kepada kita
umatnya,agar amalan shaum kita tidak sia-sia,dan menunjukan bahwa
hakikat shaum ramadhan,bukan hanya menahan diri dari rasa lapar dan
dahaga. Oleh karena itu untuk mencapai kesempurnaan shaum, ada hal-hal
yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu :
a. Menjauhi Perkataan Dusta
Dalam
menjalankan ibadah shaum terkadang ada hal-hal, yang diremehkan oleh
sebagian kaum muslimin sehingga sadar atau tidak sadar ada yang masih
melakukan perkataan dusta meskipun dia sedang menjalankan shaum.
“Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu'Anhu,Bahwa Rasulullah Shallallahu'Alaihi wa
Sallam Bersabda: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan Perkataan Dusta
malah mengamalkannya, Maka ALLAH tidak butuh dari rasa lapar dan haus
yang dia tahan.” (HR. Bukhari )
b. Menjauhi Perkataan Sia-sia
“Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu'Anhu,Bahwa Rasulullah Shallallahu'Alaihi wa
Sallam Bersabda : “Shaum/Puasa adalah tameng, Maka apabila salah seorang
dari kalian sedang berpuasa janganlah dia berkata kotor dan janganlah
bertengkar dengan mengangkat suara. Jika dia dicela dan disakiti maka
katakanlah, ‘Saya sedang berpuasa’.” (HR. Muslim)
Dari hadits
tersebut diatas dapat dimaknai, bahwa adanya anjuran menjaga lisan.
Apabila seseorang dalam melaksanakan shaum tentunyaa bisa menahan diri
dari berkata-kata kotor,dan menjauhi pertengkaran,karena sesungguhnya
shaum itu akan melatih dan mendorong seorang muslim untuk berakhlaq
mulia serta melatih dirinya menjadi sosok yang terbiasa menjalankan
ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
c. Menjauhi Perbuatan Maksiat
Hendaknya
seorang muslim apabila sedang menunaikan shaum,tentunya meninggalkan
seluruh perbuatan yang bermuara pada kemaksiatan,termasuk didalamnya
berkata dusta,memfitnah,dan segala bentuk maksiat lainnya.Karena maksiat
tersebut dapat mengantarkan ke tingkat shaum yang paling rendah, yaitu
hanya meninggalkan makan dan minum semata.dan tidak mendapat ganjaran
yang sempurna di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Untuk
mendapatkan kesempurnaan shaum, tidak cukup hanya dengan menjaga anggota
badan bagian luar (zahir) dari hal-hal yang tidak disenangi Allah
Subhanahu wa Ta’ala, tentunya juga harus menjaga anggota bathin,yaitu
hati. Maksiat bathin juga harus dijauhkan, karena akan merusak kesucian
makna shaum.
Sahabat saudaraku fillah..janganlah kita sia-siakan
shaum kita, dengan hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja. Marilah
menjauhi berbagai hal yang dapat mengurangi kesempurnaan pahala shaum.
Sungguh sangat merugi orang yang melewatkan ganjaran yang begitu
melimpah dari shaum ,karena menunai pahala yang melimpah.
“Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu'Anhu,Bahwa Rasulullah Shallallahu'Alaihi wa
Sallam Bersabda : “Semua amalan anak adam akan dilipatgandakan
(balasannya)’ satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh sampai tujuh
ratus kali lipat” Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :”Kecuali
shaum/puasa,sesungguhnya ia untuk-KU,dan AKU yang langsung
membalasanya.karena Hamba-Ku telah meninggalkan syahwat dan makanannya
karena demi AKU.” (HR. Muslim)
Begitu banyak rintangan yang
dihindari oleh orang yang melaksanakan shaum , agar ia benar-benar
sampai tujuan shaum yaitu membentuk peribadi yang bertaqwa.Jadi
sangatlah wajar jika banyak hal yang harus dijauhi oleh orang yang
sedang shaum, karena sesuai tujuannya yaitu agar menjadi orang yang
memelihara dan terpelihara, terpelihara dirinya,.baik dirinya pribadi
serta lingkungannya dari tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan
tuntutan dan ajaran agama.
Sahabat saudaraku fillah yang di
Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, Demikian semoga manfaat buat kita
semua, Yang Benar Haq semua dating-Nya dari Allah Subhanahu wa
Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa
tawasau bi al-haq Watawa saubil shabr “.
Selebihnya bisa dibaca tentang Sekitar Puasa Ramadhan, Semoga Allah Subhanahu
wa Ta’ala senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan
di Cintai-Nya Aamiin Allahuma AAmiin
sumber : refrensi dari berbagai sumber dan facebook com/SilaturahimDanUkhuwah
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ