بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Berusahalah belajar dari mereka yang menempatkan keimanan dan keyakinan besar atas pertolongan Allah pada awal kerja - kerja mereka. Inilah perbedaan orang - orang 'besar' dengan orang - orang biasa. Besar, karena keyakinan kpada Allah Yang Maha Memampukan dan Memberikan Kemenangan atas siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Dari Tsauban, dia berkata : Adalah Rasulullah SAW apabila selesai dari shalat, beliau memohon ampun (membaca istighfar) tiga kali. Lalu beliau membaca, Alloohumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarokta dzal jalaali wal ikroom “Ya Allah, Engkaulah yang memiliki keselamatan, dari Engkaulah datangnya keselamatan. Engkau Maha Memberkahi, wahai Tuhan Yang Maha Agung lagi Maha Mulia”. Al-Walid (perawi) berkata : Aku bertanya kepada Al-Auza’iy, “Bagaimana bacaan istighfar itu?”. Al-Auza’iy menjawab, “Astaghfirullooh, astaghfirullooh”. (Aku mohon ampunan kepada Allah, aku mohon ampunan kepada Allah). [HR. Muslim]
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ ص اِذَا سَلَّمَ لَمْ يَقْعُدْ اِلاَّ مِقْدَارَ مَا يَقُوْلُ: اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَ مِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ. و فى رواية ابن نمير: يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ. مسلم
Dari ‘Aisyah, dia berkata, “Dahulu Nabi SAW apabila selesai salam, beliau tidak duduk kecuali sekedar membaca Alloohumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarokta dzal jalaali wal ikroom. Dan dalam riwayat Ibnu Numair Yaa dzal jalaali wal ikroom. [HR. Muslim]
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa yang setiap habis shalat membaca tasbih sebanyak tiga puluh tiga kali, tahmid sebanyak tiga puluh tiga kali, takbir sebanyak tiga puluh tiga kali, yang demikian itu berarti sembilan puluh sembilan kali”. Nabi SAW bersabda, “Dan genap seratusnya ia mengucap, Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. (Tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia atas segala sesuatu Berkuasa), maka akan diampuni dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih di laut”. [HR. Muslim]
Dari Ka’ab bin ‘Ujrah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Beberapa bacaan yang dibaca setiap habis shalat fardlu yang tidak akan membuat rugi bagi orang yang membacanya (mengerjakannya) ialah tiga puluh tiga kali tasbih, tiga puluh tiga kali tahmid, dan tiga puluh empat kali takbir”. [HR. Muslim]
Mu’awiyah berkirim surat kepada Mughirah yang isinya, “Tuliskanlah untukku sesuatu yang kamu dengar dari Rasulullah SAW”. (Rawi) berkata : Mughirah pun berkirim surat kepada Mu’awiyah yang isinya, “Aku mendengar Rasulullah SAW setiap kali selesai shalat, beliau berdoa Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. Alloohumma laa maani’a limaa a’thoita wa laa mu’thiya limaa mana’ta, wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu. (Tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia atas segala sesuatu berkuasa. Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi terhadap apa yang Engkau beri, dan tidak ada yang dapat memberi terhadap apa yang Engkau halangi, dan tidak bermanfaat (kekayaan itu) terhadap orang yang kaya, dari-Mu lah kekayaan itu”. [HR. Muslim]
بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Sejarah Khitan Khitan sudah dilakukan orang sejak ribuan tahun yang lalu. Dan riwayat yang paling kuat menunjukkan bahwa khitan itu pertama kali dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS, sebagaimana riwayat berikut : عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اخْتَتَنَ اِبْرَاهِيْمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ بَعْدَ ثَمَانِيْنَ سَنَةً وَاخْتَتَنَ بِالْقَدُوْمِ. البخارى 7: 143 Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Nabi Ibrahim AS berkhitan setelah berusia delapan puluh tahun dan beliau khitan dengan menggunakan kampak”. [HR. Bukhari juz 7, hal. 143] عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اخْتَتَنَ اِبْرَاهِيْمُ النَّبِيُّ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَ هُوَ ابْنُ ثَمَانِيْنَ سَنَةً بِالْقَدُوْمِ. مسلم 4: 1839 Dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah SAW bersabda, "Nabi Ibrahim 'AS berkhitan saat beliau berusia delapan puluh tahun dengan menggunakan kampak". [HR. Muslim juz 4, hal. 1839]
بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Tentang Minuman Keras / Khamr Bg. 3 Khamr Yang Telah Diharamkan Allah Tidak Boleh Dijual / Dihadiahkan عَنْ اَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ ص فِى اْلخَمْرِ عَشَرَةً: عَاصِرَهَا وَ مُعْتَصِرَهَا وَ شَارِبَهَا وَ حَامِلَهَا وَ اْلمَحْمُوْلَةَ اِلَيْهِ وَ سَاقِيَهَا وَ بَائِعَهَا وَ آكِلَ ثَمَنِهَا وَ اْلمُشْتَرِيَ لَهَا وَ اْلمُشْتَرَاةَ لَهُ. الترمذى 2: 380، رقم: 1313 Dari Anas bin Malik, ia berkata, " Rasulullah SAW melaknat tentang khamr sepuluh golongan : 1. yang memerasnya, 2. Yang minta diperaskannya, 3. yang meminumnya, 4. yang mengantarkannya, 5. yang minta diantarinya, 6. yang menuangkannya, 7. yang menjualnya, 8. yang makan harganya, 9. yang membelinya, dan 10. yang minta dibelikannya". [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 380, no. 1313]
بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Pengertian Aqiqah Aqiqah atau Akikah (bahasa Arab: عقيقة , transliterasi: Aqiqah) yang berarti memutus dan melubangi, dan ada yang mengatakan bahwa akikah adalah nama bagi hewan yang disembelih, dinamakan demikian karena lehernya dipotong, dan dikatakan juga bahwa akikah merupakan rambut yang dibawa si bayi ketika lahir. Adapun maknanya secara syariat adalah hewan yang disembelih untuk menebus bayi yang dilahirkan. Adapun menurut istilah agama, yang dimaksud aqiqah ialah: Sembelihan yang disembelih sehubungan dengan kelahiran seorang anak, baik laki-laki ataupun perempuan pada hari yang ke tujuh sejak kelahirannya dengan tujuan semata-mata mencari ridla Allah.
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ Shalat Sunnah Menurut Tuntunan Rasulullah SAW Shalat Sunnah Intidhar Shalat sunnah intidhar ialah istilah untuk shalat sunnah yang dikerjakan sebelum imam naik ke mimbar/sebelum adzan pada hari Jum'at. Waktunya : Sejak masuk masjid di hari Jum'at hingga imam naik ke mimbar/adzan diserukan. Cara Pelaksanaan/Bilangan Rekaatnya : Dua rekaat salam dua rekaat salam, dengan sirr (suara lembut) dan tidak terbatas bilangan rekaatnya, boleh dikerjakan menurut kemampuan dan kehendak masing-masing. Sabda Nabi SAW : عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنِ اغْتَسَلَ ثُمَّ اَتَى اْلجُمُعَةَ فَصَلَّى مَا قُدّرَ لَهُ، ثُمَّ اَنْصَتَ حَتَّى يَـْفُرغَ مِنْ خُطْبَتِهِ، ثُمَّ يُصَلّى مَعَهُ، غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَ بَيْنَ اْلجُمُعَةِ اْلاُخْرَى وَ فَضْلُ ثَلاَثَةِ اَيَّامٍ. مسلم 2: 587 Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa mandi di hari Jum'at kemudian datang ke shalat Jum’at, lalu shalat sebera
بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Berikut ini akan kami sampaikan beberapa Firman Allah SWT dan hadits yang shahih tentang larangan berbuat zina, semoga dengan penjelasan ini kita bisa mengamalkannya dan kita terhindari dari perbuatan zina. Firman Allah : وَ لاَ تَقْرَبُوا الزّنى اِنَّه كَانَ فَاحِشَةً، وَ سَآءَ سَبِيْلاً. الاسراء:32 Dan janganlah kamu mendekati zina , sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk. [ QS. Al-Israa’ : 32 ] اَلزَّانِيَةُ وَ الزَّانِيْ فَاجْلِدُوْا كُلَّ وَاحِدٍ مّنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ وَّ لاَ تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِيْ دِيْنِ اللهِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلاخِرِ، وَ لْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَآئِفَةٌ مّنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ. اَلزَّانِيْ لاَ يَنْكِحُ اِلاَّ زَانِيَةً اَوْ مُشْرِكَةً وَّ الزَّانِيَةُ لاَ يَنْكِحُهَآ اِلاَّ زَانٍ اَوْ مُشْرِكٌ، وَحُرّمَ ذلِكَ عَلَى اْلمُؤْمِنِيْنَ. النور:2-3 Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dar
بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Kewajiban Mendirikan Shalat Sholat wajib Kewajiban atau perintah untuk mendirikan shalat sebagaimana dalam firman Allah SWT dan dalam beberapa hadits berikut ini : Firman Allah SWT : ... وَ اَقِمِ الصّلوةَ لِذِكْرِيْ. طه:14 …. dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku. [ QS. Thaahaa : 14 ] فَاَقِيْمُوا الصَّلوةَ، اِنَّ الصَّلوةَ كَانَتْ عَلَى اْلمُؤْمِنِيْنَ كِتَابًا مَوْقُوْتًا. النساء: 103 M aka dirikanlah shalat , sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. [ QS. An-Nisaa' : 103 ]
بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Sejarah Khitan Khitan sudah dilakukan orang sejak ribuan tahun yang lalu. Dan riwayat yang paling kuat menunjukkan bahwa khitan itu pertama kali dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS, sebagaimana riwayat berikut : عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اخْتَتَنَ اِبْرَاهِيْمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ بَعْدَ ثَمَانِيْنَ سَنَةً وَاخْتَتَنَ بِالْقَدُوْمِ. البخارى 7: 143 Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Nabi Ibrahim AS berkhitan setelah berusia delapan puluh tahun dan beliau khitan dengan menggunakan kampak”. [HR. Bukhari juz 7, hal. 143] عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اخْتَتَنَ اِبْرَاهِيْمُ النَّبِيُّ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَ هُوَ ابْنُ ثَمَانِيْنَ سَنَةً بِالْقَدُوْمِ. مسلم 4: 1839 Dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah SAW bersabda, "Nabi Ibrahim 'AS berkhitan saat beliau berusia delapan puluh tahun dengan menggunakan kampak". [HR. Muslim juz 4, hal. 1839]