Featured Post

Keluarga Bahagia dan Ikhlas Bahagia

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Betapa banyak orang yang kesepian di tengah hiruk pikuk keramaian bukan karena tak punya keluarga, sahabat atau handai taulan. Namun kurang baiknya hubungan dengan mereka, ada jarak, sekat hati yang memisahkan karena atas nama harga diri, ego, rasa malu ataupun individualisme yang dominan di kota-kota besar. Ada orang - orang shaleh yang namanya diabadikan dalam kitab suci. Allah memuliakan keluarga Imron dan keluarga Ibrahim, demikian pula 'ayah' Luqman bersama anak-anaknya dalam nasehat kebaikan yang terbaik.

Membangun Bangunan Di Pekuburan

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ

Membangun bangunan di kuburan
Seputar Risalah Janaiz

Meninggikan qubur, memercikkan air, memberi tanda, dan larangan membangun serta menulisi di atasnya.

عَنْ سُفْيَانَ التَّمَّارِ اَنَّهُ رَأَى قَبْرَ النَّبِيّ ص مُسَنَّمًا. البخارى 2: 107
Dari Sufyan At-Tammar bahwa ia pernah melihat qubur Nabi SAW dalam keadaan ditinggikan. [HR. Bukhari juz 2, hal. 107]

عَنِ اْلقَاسِمِ قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى عَائِشَةَ فَقُلْتُ: يَا اُمَّهْ، بِاللهِ اِكْشِفِى لِى عَنْ قَبْرِ النَّبِيّ ص وَ صَاحِبَيْهِ رض، فَكَشَفَتْ لِى عَنْ ثَلاَثَةِ قُبُوْرٍ لاَ مُشْرِفَةٍ وَ لاَ لاَطِئَةٍ، مَبْطُوْحَةٍ بِبَطْحَاءِ اْلعَرْصَةِ اْلحَمْرَاءِ. ابو داود 3: 215

Dari Al-Qasim, ia berkata : Aku pernah masuk ke (rumah) ‘Aisyah, lalu aku bertanya, “Wahai ibu, demi Allah, bukakanlah qubur Nabi SAW dan kedua shahabat beliau untukku”. Lalu ia membukakan untukku tiga qubur yang tidak tinggi dan tidak datar, yang membentang di tempat yang bertanah merah”. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 215]

عَنْ اَبِى اْلهَيَّاجِ اْلاَسَدِيّ قَالَ: قَالَ لِى عَلِيّ بْنِ اَبِى طَالِبٍ: اَلاَ اَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِى عَلَيْهِ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَنْ لاَ تَدَعَ تِمْثَالاً اِلاَّ طَمَسْتَهُ وَ لاَ قَبْرًا مُشْرِفًا اِلاَّ سَوَّيْتَهُ. مسلم 2: 666
Dari Abul Hayyaj Al-Asadiy, ia berkata : ‘Ali bin Abu Thalib berkata kepadaku, “Apakah aku tidak boleh mengutusmu sebagaimana Rasulullah SAW mengutusku ?”. yaitu agar kamu tidak membiarkan satupun patung kecuali kamu menghancurkannya, dan agar kamu tidak membiarkan satupun qubur yang tinggi, melainkan kamu meratakannya”. [HR. Muslim juz 2, hal. 666]

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص اَنْ يُبْنَى عَلَى اْلقَبْرِ اَوْ يُزَادَ عَلَيْهِ اَوْ يُجَصَّصَ. النسائى 4: 86
Dari Jabir (bin Abdullah) ia berkata : Rasulullah SAW melarang didirikan bangunan di atas qubur, atau ditambahkan sesuatu padanya atau dikapur. [HR. Nasaaiy juz 4, hal. 86]

عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ اَبِيْهِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص رَشَّ عَلَى قَبْرِ ابْنِهِ اِبْرَاهِيْمَ، وَ وَضَعَ عَلَيْهِ حَصْبَاءَ. الشافعى، مرسالا، فى نيل الاوطار 4: 95
Dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, bahwasanya Rasulullah SAW memercikkan air di atas qubur putranya, yaitu Ibrahim, dan meletakkan kerikil-kerikil di atasnya. [HR. Asy-Syafi’iy, mursal, dalam Nailul Authar juz 4, hal. 95]

عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهَ ص اَعْلَمَ قَبْرَ عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُوْنٍ بِصَخْرَةٍ. ابن ماجه 1: 498
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah SAW memberi tanda pada quburnya ‘Utsman bin Madh’un dengan batu. [HR. Ibnu Majah juz 1, hal.. 498]

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص اَنْ يُجَصَّصَ اْلقَبْرُ، وَ اَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ، وَ اَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ. مسلم 2: 667
Dari Jabir, ia berkata, “Rasulullah SAW melarang mengapur qubur, menduduki, dan mendirikan bangunan di atasnya”. [HR. Muslim juz 2, hal. 667]

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ اَنْ تُجَصَّصَ اْلقُبُوْرُ، وَ اَنْ يُكْتَبَ عَلَيْهَا، وَ اَنْ يُبْنَى عَلَيْهَا وَ اَنْ تُوْطَأَ. الترمذى 2: 258
Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW melarang qubur-qubur dikapur, ditulisi di atasnya, didirikan bangunan di atasnya dan diinjak. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 258]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: َلاَنْ يَجْلِسَ اَحَدُكُم عَلَى جَمْرةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَاَبَهُ فَتَخْلُصَ اِلىَ جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ اَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ. مسلم 2: 667
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Sungguh salah seorang diantara kalian duduk di atas bara api lalu membakar pakaiannya sehingga menembus pada kulitnya adalah lebih baik baginya daripada ia duduk di atas qubur. [HR. Muslim juz 2, hal. 667]

Larangan mendirikan tempat ibadah dan memasang lampu-lampu di atas qubur.

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: قَاتَلَ اللهُ اْليَهُوْدَ، اِتَّخَذُوْا قُبُوْرَ اَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ. مسلم 1: 376
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Semoga Allah membinasakan orang-orang Yahudi, mereka menjadikan qubur Nabi-nabi mereka sebagai masjid-masjid (tempat peribadatan)”. [HR. Muslim juz 1, hal. 376]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ ص زَائِرَاتِ اْلقُبُوْرِ وَ اْلمُتَّخِذِيْنَ عَلَيْهَا اْلمَسَاجِدَ وَ السُّرُجَ. ابو داود 3: 218
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata, “Rasulullah SAW mela’nat kaum wanita yang berziarah qubur, dan orang-orang yang menjadikan qubur-qubur sebagai masjid-masjid (tempat ibadah) serta memasang lampu-lampu di atas qubur-qubur”. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 218]

Keterangan :
Tentang larangan wanita berziyarah qubur, ada ulama yang berpendapat bahwa larangan tersebut sebelum adanya rukhshah (kebolehan) berziyarah qubur. Namun ada pula yang berpendapat bahwa wanita memang dilarang berziyarah qubur, walloohu a’lam.

عَنْ عَائِشَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ فِى مَرَضِهِ الَّذِى مَاتَ فِيْهِ: لَعَنَ اللهُ اْليَهُوْدَ وَ النَّصَارَى اِتَّخَذُوْا قُبُوْرَ اَنْبِيَائِهِمْ مَسْجِدًا. قَالَتْ: وَ لَوْلاَ ذلِكَ َلاَبْرَزُوْا قَبْرَهُ غَيْرَ اَنّى اَخْشَى اَنْ يُتَّخَذَ مَسْجِدًا. البخارى 2: 90
Dari ‘Aisyah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda : ketika sakit yang menyebabkan beliau wafat, “Allah mela’nat orang-orang Yahudi dan Nashara, mereka menjadikan qubur Nabi-nabi mereka sebagai masjid-masjid”. Kemudian ‘Aisyah berkata, “Seandainya bukan karena hal itu, tentu qubur (Nabi SAW) itu ditinggikan. Namun aku khawatir akan dijadikan sebagai masjid”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 90]

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص فِى مَرَضِهِ الَّذِى لَمْ يَقُمْ مِنْهُ: لَعَنَ اللهُ اْليَهُوْدَ وَ النَّصَارَى اِتَّخَذُوْا قُبُوْرَ اَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ. قَالَتْ: فَلَوْلاَ ذَاكَ اُبْرِزَ قَبْرُهُ غَيْرَ اَنَّهُ خُشِيَ اَنْ يُتَّخَذَ مَسْجِدًا. مسلم 1: 376
Dari ‘Aisyah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda ketika beliau sakit yang tidak bisa bangun lagi (sakit yang menyebabkan beliau wafat), “Allah mela’nat orang-orang Yahudi dan Nashara, mereka menjadikan qubur Nabi-nabi mereka sebagai masjid-masjid”. Kemudian ‘Aisyah berkata, “Seandainya bukan karena hal itu, tentu qubur (Nabi SAW) itu ditinggikan. Namun dikhawatirkan akan dijadikan sebagai masjid”. [HR. Muslim juz 1, hal. 376]

عَنْ اَبِى عُبَيْدَةَ قَالَ: اخِرُ مَا تَكَلَّمَ بِهِ النَّبِيُّ ص: اَخْرِجُوْا يَهُوْدَ اَهْلِ اْلحِجَازِ وَ اَهْلَ نَجْرَانَ مِنْ جَزِيْرَةِ اْلعَرَبِ. وَ اعْلَمُوْا اَنَّ شِرَارَ النَّاسِ الَّذِيْنَ اِتَّخَذُوْا قُبُوْرَ اَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ. احمد 1: 414، رقم: 1691
Dari Abu ’Ubaidah (bin Jarrah), ia berkata : Akhir dari pesan Nabi SAW yaitu, Usirlah orang-orang Yahudi Hijaz dan orang-orang (Nashrani) Najran dari jazirah ‘Arab, dan ketahuilah sesungguhnya seburuk-buruk manusia adalah orang-orang yang menjadikan qubur Nabi-nabi mereka sebagai masjid-masjid”. [HR. Ahmad juz 1, hal. 414, no. 1691]

عَنْ جُنْدَبٍ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ص قَبْلَ اَنْ يَمُوْتَ بِخَمْسٍ وَ هُوَ يَقُوْلُ: اَلاَ وَ اِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَانُوْا يَتَّخِذُوْنَ قُبُوْرَ اَنْبِيَائِهِمْ وَ صَالِحِيْهِمْ مَسَاجِدَ. اَلاَ فَلاَ تَتَّخِذُوا اْلقُبُوْرَ مَسَاجِدَ. اِنّى اَنْهَاكُمْ عَنْ ذلِكَ. مسلم 1: 378
Dari Jundab, ia berkata : Aku mendengar Nabi SAW lima hari sebelum beliau wafat, yaitu beliau bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian, mereka dahulu menjadikan qubur Nabi-nabi mereka dan orang-orang shalih mereka sebagai masjid-masjid. Ketahuilah, maka janganlah kalian menjadikan qubur-qubur sebagai masjid-masjid. Sesungguhnya aku melarang kamu sekalian dari yang demikian itu”. [HR. Muslim juz 1, hal. 378]

عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: لَمَّا اشْتَكَى النَّبِيُّ ص ذَكَرَتْ بَعْضُ نِسَائِهِ كَنِيْسَةً رَأَيْنَهَا بِاَرْضِ اْلحَبَشَةِ يُقَالُ لَهَا مَارِيَةُ وَ كَانَتْ اُمُّ سَلَمَةَ وَ اُمُّ حَبِيْبَةَ رض اَتَتَا اَرْضَ اْلحَبَشَةِ فَذَكَرَتَا مِنْ حُسْنِهَا وَ تَصَاوِيْرَ فِيْهَا فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ: اُولئِكَ اِذَا مَاتَ مِنْهُمُ الرَّجُلُ الصَّالِحُ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا ثُمَّ صَوَّرُوْا فِيْهِ تِلْكَ الصُّوْرَةَ اُولئِكَ شِرَارُ اْلخَلْقِ عِنْدَ اللهِ. البخارى 2: 93
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Ketika Nabi SAW sedang sakit (yakni yang menyebabkan wafat beliau), ada sebagian diantara istri-istri beliau menyebut-nyebut tentang keadaan gereja yang pernah mereka lihat di negeri Habasyah yang diberi nama Mariyah.. Dahulu Ummu Salamah dan Ummu Habibah pernah datang di negeri Habasyah, kemudian mereka menceritakan tentang keindahannya dan lukisan-lukisan yang ada di dalam gereja itu. (Setelah mendengar cerita itu), lalu beliau mengangkat kepalanya dan bersabda, “mereka itu, jika ada orang shalih diantara mereka yang meninggal, lalu mereka mendirikan masjid (tempat peribadatan) di atas quburnya, lalu mereka membuat di dalamnya berbagai macam lukisan itu. Mereka adalah seburuk-buruk makhluq di sisi Allah”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 93]

عَنْ اَبِى مَرْثَدِ اْلغَنَوِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تَجْلِسُوْا عَلَى اْلقُبُوْرِ وَ لاَ تُصَلُّوْا اِلَيْهَا. مسلم 2: 668
Dari Abu Martsad Al-Ghanawiy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian duduk di atas qubur-qubur, dan shalat menghadap kepadanya”. [HR. Muslim juz 2, hal. 668]

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ

Tren Blog

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Hadits Tentang Walimah

Perintah Orang Tua Yang Tidak Boleh Ditaati

Hadits Tentang Khitan

Hadits-hadits Tentang Taubat

Blog Populer

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Khitan