بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
Seputar Risalah Janaiz
Meninggikan qubur, memercikkan air, memberi tanda, dan larangan membangun serta menulisi di atasnya.
عَنْ سُفْيَانَ التَّمَّارِ اَنَّهُ رَأَى قَبْرَ النَّبِيّ ص مُسَنَّمًا. البخارى 2: 107
Dari Sufyan At-Tammar bahwa ia pernah melihat qubur Nabi SAW dalam keadaan ditinggikan. [HR. Bukhari juz 2, hal. 107]
عَنِ
اْلقَاسِمِ قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى عَائِشَةَ فَقُلْتُ: يَا اُمَّهْ،
بِاللهِ اِكْشِفِى لِى عَنْ قَبْرِ النَّبِيّ ص وَ صَاحِبَيْهِ رض،
فَكَشَفَتْ لِى عَنْ ثَلاَثَةِ قُبُوْرٍ لاَ مُشْرِفَةٍ وَ لاَ لاَطِئَةٍ،
مَبْطُوْحَةٍ بِبَطْحَاءِ اْلعَرْصَةِ اْلحَمْرَاءِ. ابو داود 3: 215
Dari
Al-Qasim, ia berkata : Aku pernah masuk ke (rumah) ‘Aisyah, lalu aku
bertanya, “Wahai ibu, demi Allah, bukakanlah qubur Nabi SAW dan kedua
shahabat beliau untukku”. Lalu ia membukakan untukku tiga qubur yang
tidak tinggi dan tidak datar, yang membentang di tempat yang bertanah
merah”. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 215]
عَنْ
اَبِى اْلهَيَّاجِ اْلاَسَدِيّ قَالَ: قَالَ لِى عَلِيّ بْنِ اَبِى
طَالِبٍ: اَلاَ اَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِى عَلَيْهِ رَسُوْلُ اللهِ ص:
اَنْ لاَ تَدَعَ تِمْثَالاً اِلاَّ طَمَسْتَهُ وَ لاَ قَبْرًا مُشْرِفًا
اِلاَّ سَوَّيْتَهُ. مسلم 2: 666
Dari
Abul Hayyaj Al-Asadiy, ia berkata : ‘Ali bin Abu Thalib berkata
kepadaku, “Apakah aku tidak boleh mengutusmu sebagaimana Rasulullah SAW
mengutusku ?”. yaitu agar kamu tidak membiarkan satupun patung kecuali
kamu menghancurkannya, dan agar kamu tidak membiarkan satupun qubur yang
tinggi, melainkan kamu meratakannya”. [HR. Muslim juz 2, hal. 666]
عَنْ جَابِرٍ قَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص اَنْ يُبْنَى عَلَى اْلقَبْرِ اَوْ يُزَادَ عَلَيْهِ اَوْ يُجَصَّصَ. النسائى 4: 86
Dari
Jabir (bin Abdullah) ia berkata : Rasulullah SAW melarang didirikan
bangunan di atas qubur, atau ditambahkan sesuatu padanya atau dikapur.
[HR. Nasaaiy juz 4, hal. 86]
عَنْ
جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ اَبِيْهِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص رَشَّ
عَلَى قَبْرِ ابْنِهِ اِبْرَاهِيْمَ، وَ وَضَعَ عَلَيْهِ حَصْبَاءَ.
الشافعى، مرسالا، فى نيل الاوطار 4: 95
Dari
Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, bahwasanya Rasulullah SAW
memercikkan air di atas qubur putranya, yaitu Ibrahim, dan meletakkan
kerikil-kerikil di atasnya. [HR. Asy-Syafi’iy, mursal, dalam Nailul
Authar juz 4, hal. 95]
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهَ ص اَعْلَمَ قَبْرَ عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُوْنٍ بِصَخْرَةٍ. ابن ماجه 1: 498
Dari
Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah SAW memberi tanda pada quburnya
‘Utsman bin Madh’un dengan batu. [HR. Ibnu Majah juz 1, hal.. 498]
عَنْ
جَابِرٍ قَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص اَنْ يُجَصَّصَ اْلقَبْرُ، وَ اَنْ
يُقْعَدَ عَلَيْهِ، وَ اَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ. مسلم 2: 667
Dari
Jabir, ia berkata, “Rasulullah SAW melarang mengapur qubur, menduduki,
dan mendirikan bangunan di atasnya”. [HR. Muslim juz 2, hal. 667]
عَنْ
جَابِرٍ قَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ اَنْ تُجَصَّصَ اْلقُبُوْرُ، وَ اَنْ
يُكْتَبَ عَلَيْهَا، وَ اَنْ يُبْنَى عَلَيْهَا وَ اَنْ تُوْطَأَ. الترمذى
2: 258
Dari
Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW melarang qubur-qubur dikapur,
ditulisi di atasnya, didirikan bangunan di atasnya dan diinjak. [HR.
Tirmidzi juz 2, hal. 258]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: َلاَنْ يَجْلِسَ
اَحَدُكُم عَلَى جَمْرةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَاَبَهُ فَتَخْلُصَ اِلىَ جِلْدِهِ
خَيْرٌ لَهُ مِنْ اَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ. مسلم 2: 667
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Sungguh salah
seorang diantara kalian duduk di atas bara api lalu membakar pakaiannya
sehingga menembus pada kulitnya adalah lebih baik baginya daripada ia
duduk di atas qubur. [HR. Muslim juz 2, hal. 667]
Larangan mendirikan tempat ibadah dan memasang lampu-lampu di atas qubur.
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: قَاتَلَ اللهُ
اْليَهُوْدَ، اِتَّخَذُوْا قُبُوْرَ اَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ. مسلم 1:
376
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Semoga Allah
membinasakan orang-orang Yahudi, mereka menjadikan qubur Nabi-nabi
mereka sebagai masjid-masjid (tempat peribadatan)”. [HR. Muslim juz 1,
hal. 376]
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ ص زَائِرَاتِ اْلقُبُوْرِ وَ
اْلمُتَّخِذِيْنَ عَلَيْهَا اْلمَسَاجِدَ وَ السُّرُجَ. ابو داود 3: 218
Dari
Ibnu ‘Abbas, ia berkata, “Rasulullah SAW mela’nat kaum wanita yang
berziarah qubur, dan orang-orang yang menjadikan qubur-qubur sebagai
masjid-masjid (tempat ibadah) serta memasang lampu-lampu di atas
qubur-qubur”. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 218]
Keterangan :
Tentang
larangan wanita berziyarah qubur, ada ulama yang berpendapat bahwa
larangan tersebut sebelum adanya rukhshah (kebolehan) berziyarah qubur.
Namun ada pula yang berpendapat bahwa wanita memang dilarang berziyarah
qubur, walloohu a’lam.
عَنْ
عَائِشَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ فِى مَرَضِهِ الَّذِى مَاتَ فِيْهِ:
لَعَنَ اللهُ اْليَهُوْدَ وَ النَّصَارَى اِتَّخَذُوْا قُبُوْرَ
اَنْبِيَائِهِمْ مَسْجِدًا. قَالَتْ: وَ لَوْلاَ ذلِكَ َلاَبْرَزُوْا
قَبْرَهُ غَيْرَ اَنّى اَخْشَى اَنْ يُتَّخَذَ مَسْجِدًا. البخارى 2: 90
Dari
‘Aisyah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda : ketika sakit yang
menyebabkan beliau wafat, “Allah mela’nat orang-orang Yahudi dan
Nashara, mereka menjadikan qubur Nabi-nabi mereka sebagai
masjid-masjid”. Kemudian ‘Aisyah berkata, “Seandainya bukan karena hal
itu, tentu qubur (Nabi SAW) itu ditinggikan. Namun aku khawatir akan
dijadikan sebagai masjid”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 90]
عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص فِى مَرَضِهِ الَّذِى لَمْ
يَقُمْ مِنْهُ: لَعَنَ اللهُ اْليَهُوْدَ وَ النَّصَارَى اِتَّخَذُوْا
قُبُوْرَ اَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ. قَالَتْ: فَلَوْلاَ ذَاكَ اُبْرِزَ
قَبْرُهُ غَيْرَ اَنَّهُ خُشِيَ اَنْ يُتَّخَذَ مَسْجِدًا. مسلم 1: 376
Dari
‘Aisyah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda ketika beliau sakit yang
tidak bisa bangun lagi (sakit yang menyebabkan beliau wafat), “Allah
mela’nat orang-orang Yahudi dan Nashara, mereka menjadikan qubur
Nabi-nabi mereka sebagai masjid-masjid”. Kemudian ‘Aisyah berkata,
“Seandainya bukan karena hal itu, tentu qubur (Nabi SAW) itu
ditinggikan. Namun dikhawatirkan akan dijadikan sebagai masjid”. [HR.
Muslim juz 1, hal. 376]
عَنْ
اَبِى عُبَيْدَةَ قَالَ: اخِرُ مَا تَكَلَّمَ بِهِ النَّبِيُّ ص:
اَخْرِجُوْا يَهُوْدَ اَهْلِ اْلحِجَازِ وَ اَهْلَ نَجْرَانَ مِنْ
جَزِيْرَةِ اْلعَرَبِ. وَ اعْلَمُوْا اَنَّ شِرَارَ النَّاسِ الَّذِيْنَ
اِتَّخَذُوْا قُبُوْرَ اَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ. احمد 1: 414، رقم: 1691
Dari
Abu ’Ubaidah (bin Jarrah), ia berkata : Akhir dari pesan Nabi SAW
yaitu, Usirlah orang-orang Yahudi Hijaz dan orang-orang (Nashrani)
Najran dari jazirah ‘Arab, dan ketahuilah sesungguhnya seburuk-buruk
manusia adalah orang-orang yang menjadikan qubur Nabi-nabi mereka
sebagai masjid-masjid”. [HR. Ahmad juz 1, hal. 414, no. 1691]
عَنْ
جُنْدَبٍ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ص قَبْلَ اَنْ يَمُوْتَ بِخَمْسٍ وَ
هُوَ يَقُوْلُ: اَلاَ وَ اِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَانُوْا
يَتَّخِذُوْنَ قُبُوْرَ اَنْبِيَائِهِمْ وَ صَالِحِيْهِمْ مَسَاجِدَ. اَلاَ
فَلاَ تَتَّخِذُوا اْلقُبُوْرَ مَسَاجِدَ. اِنّى اَنْهَاكُمْ عَنْ ذلِكَ.
مسلم 1: 378
Dari
Jundab, ia berkata : Aku mendengar Nabi SAW lima hari sebelum beliau
wafat, yaitu beliau bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang
sebelum kalian, mereka dahulu menjadikan qubur Nabi-nabi mereka dan
orang-orang shalih mereka sebagai masjid-masjid. Ketahuilah, maka
janganlah kalian menjadikan qubur-qubur sebagai masjid-masjid.
Sesungguhnya aku melarang kamu sekalian dari yang demikian itu”. [HR.
Muslim juz 1, hal. 378]
عَنْ
عَائِشَةَ رض قَالَتْ: لَمَّا اشْتَكَى النَّبِيُّ ص ذَكَرَتْ بَعْضُ
نِسَائِهِ كَنِيْسَةً رَأَيْنَهَا بِاَرْضِ اْلحَبَشَةِ يُقَالُ لَهَا
مَارِيَةُ وَ كَانَتْ اُمُّ سَلَمَةَ وَ اُمُّ حَبِيْبَةَ رض اَتَتَا
اَرْضَ اْلحَبَشَةِ فَذَكَرَتَا مِنْ حُسْنِهَا وَ تَصَاوِيْرَ فِيْهَا
فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ: اُولئِكَ اِذَا مَاتَ مِنْهُمُ الرَّجُلُ
الصَّالِحُ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا ثُمَّ صَوَّرُوْا فِيْهِ
تِلْكَ الصُّوْرَةَ اُولئِكَ شِرَارُ اْلخَلْقِ عِنْدَ اللهِ. البخارى 2:
93
Dari
‘Aisyah RA, ia berkata : Ketika Nabi SAW sedang sakit (yakni yang
menyebabkan wafat beliau), ada sebagian diantara istri-istri beliau
menyebut-nyebut tentang keadaan gereja yang pernah mereka lihat di
negeri Habasyah yang diberi nama Mariyah.. Dahulu Ummu Salamah dan Ummu
Habibah pernah datang di negeri Habasyah, kemudian mereka menceritakan
tentang keindahannya dan lukisan-lukisan yang ada di dalam gereja itu.
(Setelah mendengar cerita itu), lalu beliau mengangkat kepalanya dan
bersabda, “mereka itu, jika ada orang shalih diantara mereka yang
meninggal, lalu mereka mendirikan masjid (tempat peribadatan) di atas
quburnya, lalu mereka membuat di dalamnya berbagai macam lukisan itu.
Mereka adalah seburuk-buruk makhluq di sisi Allah”. [HR. Bukhari juz 2,
hal. 93]
عَنْ
اَبِى مَرْثَدِ اْلغَنَوِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ
تَجْلِسُوْا عَلَى اْلقُبُوْرِ وَ لاَ تُصَلُّوْا اِلَيْهَا. مسلم 2: 668
Dari
Abu Martsad Al-Ghanawiy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
“Janganlah kalian duduk di atas qubur-qubur, dan shalat menghadap
kepadanya”. [HR. Muslim juz 2, hal. 668]
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ