بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
Seputar Risalah Janaiz
Anjuran Ziyarah Qubur
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: زُوْرُوا اْلقُبُوْرَ
فَاِنَّهَا تُذَكّرُكُمُ اْلآخِرَةَ. ابن ماجه 1: 500، رقم: 1569
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Berziyarah
quburlah kalian, karena hal itu akan mengingatkan kalian pada akhirat”.
[HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 500, no. 1569]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِسْتَأْذَنْتُ رَبّى
اَنْ اَسْتَغْفِرَ ِلاُمّى فَلَمْ يَأْذَنْ لِى وَ اِسْتَأْذَنْتُهُ اَنْ
اَزُوْرَ قَبْرَهَا فَاَذِنَ لِى. مسلم 2: 671
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Aku minta izin
kepada Tuhanku untuk memohonkan ampun ibuku, namun Dia tidak
mengidzinkanku, dan aku memohon idzin kepada-Nya untuk menziyarahi
quburnya, maka Dia mengidzinkan aku”. [HR. Muslim juz 2, hal. 671]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: زَارَ النَّبِيُّ ص قَبْرَ اُمّهِ فَبَكَى وَ
اَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فَقَالَ: اِسْتَأْذَنْتُ رَبّى فِى اَنْ
اَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِى وَ اسْتَأْذَنْتُهُ فِى اَنْ
اَزُوْرَ قَبْرَهَا فَاُذِنَ لِى، فَزُوْرُوا اْلقُبُوْرَ، فَاِنَّهَا
تُذَكّرُ اْلمَوْتَ. مسلم 2: 671
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Nabi SAW pernah berziyarah qubur ke qubur
ibunya, lalu beliau menangis, dan menyebabkan menangis pula orang-orang
yang di sekitarnya. Lalu beliau bersabda, “Aku minta idzin kepada
Tuhanku untuk memintakan ampun ibuku, tetapi aku tidak diidzinkan. Dan
aku minta idzin kepada-Nya untuk menziyarahi qubur ibuku, lalu
diidzinkan. Maka berziyarah quburlah kalian, karena ziyarah qubur itu
mengingatkan mati”. [HR. Muslim juz 2, hal. 671]
عَنْ
سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
ص: قَدْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ اْلقُبُوْرِ، فَقَدْ اُذِنَ
لِمُحَمَّدٍ فِى زِيَارَةِ قَبْرِ اُمّهِ، فَزُوْرُوْهَا فَاِنَّهَا
تُذَكّرُ اْلآخِرَةَ. الترمذى 2: 259، و قال حديث بريدة حديث حسن صحيح
Dari
Sulaiman bin Buraidah, dari bapaknya, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya dahulu aku melarang kamu sekalian ziyarah qubur,
tetapi (sekarang) telah diizinkan kepada Muhammad untuk menziyarahi
qubur ibunya. Oleh karena itu berziyarah quburlah kalian, karena ziyarah
qubur itu dapat mengingatkan akhirat”. [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 259,
dan ia mengatakan haditsnya Buraidah ini adalah hadits hasan shahih]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص لَعَنَ زَوَّارَاتِ اْلقُبُوْرِ. الترمذى 2: 259، و قال: هذا حديث حسن صحيح
Dari
Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW melaknat para wanita yang
sering berziyarah qubur. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 259, dan dia
mengatakan : Ini hadits hasan shahih]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ اَبِى مُلَيْكَةَ اَنَّ عَائِشَةَ اَقْبَلَتْ ذَاتَ
يَوْمٍ مِنَ اْلمَقَابِرِ فَقُلْتُ لَهَا، يَا اُمَّ اْلمُؤْمِنِيْنَ، مِنْ
اَيْنَ اَقْبَلْتِ؟ قَالَتْ: مِنْ قَبْرِ اَخِى عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ
اَبِى بَكْرٍ. فَقُلْتُ لَهَا: اَلَيْسَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص نَهَى عَنْ
زِيَارَةِ اْلقُبُوْرِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ، كَانَ نَهَى، ثُمَّ اَمَرَ
بِزِيَارَتِهَا. الحاكم فى المستدرك 1: 532، رقم: 1392
Dari
‘Abdullah bin Abu Mulaikah bahwa ‘Aisyah pada suatu hari datang dari
quburan, lalu aku bertanya kepadanya, “Ya Ummul mu’minin, dari mana
engkau datang?”. Dia menjawab, “Dari qubur saudaraku, ‘Abdur Rahman bin
Abu Bakar”. Lalu aku bertanya kepadanya, “Bukankah Rasulullah SAW
melarang ziyarah qubur?”. Dia menjawab, “Benar, dahulu beliau melarang,
(tetapi) kemudian beliau menyuruh untuk menziyarahinya”. [HR. Hakim
dalam Al-Mustadrak juz 1, hal. 532, no. 1392]
عَنْ
اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: مَرَّ النُّبِيُّ ص بِامْرَأَةٍ تَبْكِى
عِنْدَ قَبْرٍ فَقَالَ: اِتَّقِى اللهَ وَ اصْبِرِى. قَالَتْ: اِلَيْكَ
عَنّى فَاِنَّكَ لَمْ تُصَبْ بِمُصِيْبَتِى، وَ لَمْ تَعْرِفْهُ. فَقِيْلَ
لَهَا اِنَّهُ النَّبِيُّ ص. فَاَتَتْ بَابَ النَّبِيّ ص فَلَمْ تَجِدْ
عِنْدَهُ بَوَّابِيْنَ فَقَالتْ: لَمْ اَعْرِفْكَ. فَقَالَ: اِنَّمَا
الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ اْلاُوْلىَ. البخارى 2: 79
Dari
Anas bin Malik RA, ia berkata : Nabi SAW melewati seorang wanita yang
sedang menangis di dekat qubur, lalu beliau bersabda, “Bertaqwalah kamu
kepada Allah dan bershabarlah”. Wanita itu berkata, “Menjauhlah kamu
dariku, karena kamu tidak merasakan ditimpa mushibah seperti aku”.
Wanita itu belum tahu bahwa beliau adalah Nabi SAW. Lalu ia diberitahu
bahwa itu adalah Nabi SAW. Kemudian wanita itu datang ke rumah Nabi SAW,
dan ia tidak mendapatkan penjaga pintu padanya, lalu wanita itu
berkata, ”(Saya mohon maaf karena) saya belum mengenal engkau”. Lalu
Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya shabar itu pada benturan yang pertama”.
[HR. Bukhari juz 2, hal. 79]
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ