Featured Post

Keluarga Bahagia dan Ikhlas Bahagia

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Betapa banyak orang yang kesepian di tengah hiruk pikuk keramaian bukan karena tak punya keluarga, sahabat atau handai taulan. Namun kurang baiknya hubungan dengan mereka, ada jarak, sekat hati yang memisahkan karena atas nama harga diri, ego, rasa malu ataupun individualisme yang dominan di kota-kota besar. Ada orang - orang shaleh yang namanya diabadikan dalam kitab suci. Allah memuliakan keluarga Imron dan keluarga Ibrahim, demikian pula 'ayah' Luqman bersama anak-anaknya dalam nasehat kebaikan yang terbaik.

Kewajiban Mengikuti Sunnah Dan Menjauhi Bid'ah

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم

Seputar Masalah Sunnah Dan Bid'ah

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اَصْدَقَ اْلحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَ اَحْسَنَ اْلهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَ شَرُّ اْلاُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَ كُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَ كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَ كُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. النسائى 3: 188 
Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sebenar-benar perkataan ialah Kitab Allah, dan sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Muhammad, dan sejelek-jelek perkara itu yang diada-adakan, dan tiap-tiap yang diada-adakan itu bid’ah, dan tiap-tiap bid’ah itu sesat, dan tiap-tiap kesesatan itu di neraka”. [HR. Nasai juz 3, hal. 188]

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَقُوْلُ: اَمَّا بَعْدُ فَاِنَّ خَيْرَ اْلحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَ خَيْرُ اْلهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَ شَرُّ اْلاُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَ كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ. مسلم 2: 592 
Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW bersabda, “Adapun sesudah itu, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan, dan setiap bid’ah adalah sesat. [HR. Muslim juz 2, hal. 592] 

عَنِ اْلعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَ السَّمْعِ وَ الطَّاعَةِ وَ اِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَاِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اِخْتِلاَفًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَ سُنَّةِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اْلمَهْدِيّيْنَ، فَتَمَسَّكُوْا بِهَا وَ عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَ اِيَّاكُمْ وَ مُحْدَثَاتِ اْلاُمُوْرِ، فَاِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ. احمد 6: 83، رقم: 17145 
Dari ‘Irbadl bin Sariyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Saya berpesan kepada kamu sekalian, hendaklah kamu sekalian bertaqwa kepada Allah, mendengar dan thaat, sekalipun (yang menjadi pemimpin) budak Habsyiy, karena sesungguhnya orang yang hidup diantara kamu sekalian sesudahku akan melihat perselisihan yang banyak, maka dari itu hendaklah kamu sekalian (berpegang) pada sunnahku dan sunnah para khalifah yang lurus lagi menetapi petunjuk yang benar, berpegang teguhlah padanya dan gigitlah dengan gigi geraham. Dan jauhkanlah kalian dari perkara-perkara yang diada-adakan, karena sesungguhnya tiap-tiap perkara yang diada-adakan itu bid’ah, dan tiap-tiap bid’ah itu sesat”. [HR. Ahmad juz 6, hal. 83, no. 17145] 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِنَّمَا هُمَا اثْنَتَانِ اْلكَلاَمُ وَ اْلهَدْيُ فَاَحْسَنُ اْلكَلاَمِ كَلاَمُ اللهِ وَ اَحْسَنُ اْلهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ. اَلاَ وَ اِيَّاكُمْ وَ مُحْدَثَاتِ اْلاُمُوْرِ فَاِنَّ شَرَّ اْلاُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ. ابن ماجه 1: 18، رقم: 46 
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Hanyasanya ada dua perkara (yang penting), perkataan dan petunjuk. Maka sebaik-baik perkataan ialah firman Allah, dan sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Muhammad. Ketahuilah, jauhkanlah kalian dari perkara yang diada-adakan, karena sesungguhnya sejelek-jelek perkara itu yang diada-adakan, dan tiap-tiap yang diada-adakan itu bid’ah, dan tiap-tiap bid’ah itu sesat”. [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 18, no. 46] 

Hadits-hadits tersebut menerangkan bahwa sebenar-benar perkataan itu ialah yang tersebut dalam kitab Allah (Al-Qur’an), dan sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Nabi Muhammad SAW, dan sejelek-jelek perkara ialah perkara yang diada-adakan, dan tiap-tiap perkara yang diada-adakan dalam urusan agama itu bid’ah, dan tiap-tiap bid’ah itu sesat”. 

Dengan hadits-hadits tersebut cukuplah menunjukkan bahwa kita (ummat Islam) dalam mengerjakan agama haruslah mengikuti sunnah Nabi SAW dan menjauhi perbuatan-perbuatan bid’ah. 

Bahaya bid’ah 

عَنْ عَائِشَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ اَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ. مسلم 3: 1344 
Dari ‘Aisyah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang bukan perintah kami, maka ia tertolak”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1344] 

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ اَحْدَثَ فِى اَمْرِنَا هذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. مسلم 3: 1343 
Dari ‘Aisyah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Bartangsiapa mengada-adakan dalam perintah kami ini, apa-apa yang bukan dari padanya, maka ia tertolak”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1343] 

قَالَ ابْنُ عِيْسَى قَالَ النَّبِيُّ ص: مَنْ صَنَعَ اَمْرًا عَلَى غَيْرِ اَمْرِنَا فَهُوَ رَدٌّ. ابو داود 4: 200 
Ibnu ‘Isa berkata, Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang berbuat sesuatu urusan selain dari perintah Kami, maka ia tertolak”. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 200] 

عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِى فَلَيْسَ مِنّى. مسلم 2: 1020 
Dari Anas RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka ia bukan dari golonganku”. [HR. Muslim juz 2, hal. 1020] 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَبَى اللهُ اَنْ يَقْبَلَ عَمَلَ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعَ بِدْعَتَهُ. ابن ماجه 1: 19، رقم: 50 
Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Allah tidak mau menerima amal orang ahli bid’ah sehingga ia meninggalkan bid’ahnya”. [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 19, no. 50, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Abu Zaid dan Abu Mughirah, keduanya majhul] 

عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَقْبَلُ اللهُ لِصَاحِبِ بِدْعَةٍ صَوْمًا وَ لاَ صَلاَةً وَ لاَ صَدَقَةً وَ لاَ حَجًّا وَ لاَ عُمْرَةً وَ لاَ جِهَادًا وَ لاَ صَرْفًا وَ لاَ عَدْلاً. يَخْرُجُ مِنَ اْلاِسْلاَمِ كَمَا تَخْرُجُ الشَّعَرَةُ مِنَ اْلعَجِيْنِ. ابن ماجه 1: 19، رقم: 49 
Dari Hudzaifah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Allah tidak mau menerima dari orang ahli bid’ah akan puasanya, shalatnya, shadaqahnya, hajjinya,‘umrahnya, jihadnya, taubatnya dan tidak pula tebusannya, ia telah keluar dari Islam seperti keluarnya sehelai rambut dari adonan tepung”. [R. Ibnu Majah juz 1, hal. 19, no. 49, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Muhammad bin Mihshan] 

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ مَشَى اِلىَ صَاحِبِ بِدْعَةٍ لِيُوَقّرَهُ فَقَدْ اَعَانَ عَلَى هَدْمِ اْلاِسْلاَمِ. الطبرانى فى الكبير20: 96، رقم: 188 
Dari Mu’adz bin Jabal RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa berjalan kepada seorang ahli bid’ah karena akan menghormatinya, maka sesungguhnya ia telah bersekongkol untuk merobohkan Islam”. [HR. Thabrani dalam Mu’jamul Kabir juz 20, hal. 96, no. 188, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Baqiyah bin Walid] 

عَنْ غُضَيْفِ بْنِ اْلحَارِثِ رض قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: مَا اَحْدَثَ قَوْمٌ بِدْعَةً اِلاَّ رُفِعَ مِثْلُهَا مِنَ السُّنَّةِ فَتَمَسُّكٌ بِسُنَّةٍ خَيْرٌ مِنْ اِحْدَاثِ بِدْعَةٍ. احمد6: 40، رقم: 16967، ضعيف 
Dari Ghudlaif bin Al-Harits RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Tidaklah suatu kaum mengada-adakan bid’ah, melainkan diangkatlah semisalnya daripada sunnah, maka berpegang dengan sunnah itu lebih baik daripada mengada-adakan bid’ah”. [HR. Ahmad juz 6, hal. 40, no. 16967, dla’if, karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Abu Bakar bin ‘Abdullah] 

عَنِ اْلحَكَمِ بْنِ عُمَيْرٍ الثّمَالِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَْلاَمْرُ اْلمُفْظِعُ وَ اْلحِمْلُ اْلمُضْلِعُ وَ الشَّرُّ الَّذِى لاَ يَنْقَطِعُ اِظْهَارُ اْلبِدَعِ. الطبرانى، فى الكبير 3: 219، رقم: 3194 
Dari Al-Hakam bin ‘Umair Ats-Tsimaliy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Perkara yang sangat jelek, dan beban yang amat berat, dan perbuatan jahat yang tidak ada putusnya ialah menampakkan perbuatan- perbuatan bid’ah”. [HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 3, hal. 219, no. 3194, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Baqiyah bin Walid] 

عَنْ عَاصِمٍ قَالَ: قُلْتُ ِلاَنَسٍ: اَحَرَّمَ رَسُوْلُ اللهِ ص اْلمَدِيْنَةَ؟ قَالَ: نَعَمْ. مَا بَيْنَ كَذَا اِلىَ كَذَا. لاَ يُقْطَعُ شَجَرُهَا مَنْ اَحْدَثَ فِيْهَا حَدَثًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَ اْلمَلاَئِكَةِ وَ النَّاسِ اَجْمَعِيْنَ. قَالَ عَاصِمٌ: فَاَخْبَرَنِى مُوْسَى بْنُ اَنَسٍ اَنَّهُ قَالَ: اَوْ آوَى مُحْدِثًا. البخارى 8: 148 
Dari ‘Ashim, ia berkata : Aku bertanya kepada Anas, “Apakah Rasulullah SAW mengharamkan kota Madinah ?”. Ia menjawab, “Ya, yaitu antara daerah ini dan daerah ini, tidak boleh ditebang pepohonannya. Barangsiapa mengadakan sesuatu cara yang baru (bid’ah) di daerah itu, maka ia mendapat la’nat Allah, malaikat dan manusia seluruhnya”. Lalu ‘Ashim berkata, “Musa bin Anas pernah meriwayatkan kepadaku bahwa beliau pernah bersabda, “Atau orang yang melindungi kepada orang yang membuat bid’ah”. [HR Bukhari juz 8, hal. 148] 

عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: اَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى اْلحَوْضِ لَيُرْفَعَنَّ اِلَيَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتىَّ اِذَا اَهْوَيْتُ ِلاُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوْا دُوْنِى فَاَقُوْلُ أَيْ رَبّ اَصْحَابِى فَيَقُوْلُ: لاَ تَدْرِى مَا اَحْدَثُوْا بَعْدَكَ. البخارى 8: 
Dari Abdullah (bin Mas’ud), ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Aku adalah pendahulu kamu di telaga (haudl). Sungguh ada orang-orang diantara kalian yang diangkat kepadaku, sehingga ketika aku mengulurkan (tangan) untuk menjangkau mereka, maka mereka ditarik dariku. Lalu aku berseru, “Wahai Tuhanku, mereka itu ummatku”. Maka Allah berfirman, “Kamu tidak tahu apa yang mereka lakukan sesudahmu”. [HR. Bukhari juz 8, hal. 87] 

عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: كُلُّ اُمَّتِي يَدْخُلُوْنَ اْلجَنَّةَ اِلاَّ مَنْ اَبَى قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَنْ يَأْبَى؟ قَالَ مَنْ اَطَاعَنِي دَخَلَ اْلجَنَّةَ وَ مَنْ عَصَانِيْ فَقَدْ اَبَى. البخارى 8: 139 
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya semua ummatku akan masuk surga, kecuali orang yang tidak mau”. Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang tidak mau itu ?”. Beliau SAW bersabda, “Barangsiapa yang menthaatiku, ia pasti masuk surga, dan barangsiapa yang mendurhakaiku, maka berarti ia tidak mau”. [HR. Bukhari juz 8, hal. 139] 

Ummat Islam akan mengikuti jejak orang-orang dahulu 

عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: لَتَتْبَعُنَّ سُنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَ ذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبّ تَبِعْتُمُوْهُمْ. قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، آلْيَهُوْدُ وَ النَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟ البخارى 8: 151 
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka memasuki lubang biawak, kalian tetap mengikutinya”. Kami (shahabat) bertanya, “Ya Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nashrani ?”. Beliau bersabda, “Lalu, siapa lagi ?”. [HR. Bukhari juz 8, hal. 151] 

عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَتَتْبَعُنَّ سُنَنَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَ ذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا فِى جُحْرِ ضَبّ َلاتَّبَعْتُمُوْهُمْ. قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، آلْيَهُوْدُ وَ النَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟ مسلم 4: 2054 
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka memasuki lubang biawak, kalian tetap mengikutinya”. Kami (shahabat) bertanya, “Ya Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nashrani ?”. Beliau bersabda, “Lalu, siapa lagi ?”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2054] 

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَتَتَّبِعُنَّ سُنَّةَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بَاعًا بِبَاعٍ، وَ ذِرَاعًا بِذِرَاعٍ وَ شِبْرًا بِشِبْرٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا فِى جُحْرِ ضَبّ لَدَخَلْتُمْ فِيْهِ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، آلْيَهُوْدُ وَ النَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ اِذًا. ابن ماجه 2: 1322، رقم: 3994 
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian, sedepa demi sedepa, sehasta demi sehasta, sejengkal demi sejengkal, sehingga walaupun mereka memasuki lubang biawak, kalian akan memasukinya juga”. Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah mereka itu Yahudi dan Nashrani ?”. Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka ?”. [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1322, no. 3994] 

Penegak Sunnah selalu ada sepanjang masa 

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ اُمَّتِى ظَاهِرِيْنَ عَلَى اْلحَقّ. لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ اَمْرُ اللهِ وَ هُمْ كَذلِكَ. مسلم 3: 1523، رقم: 170 
Dari Tsauban, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Akan selalu ada segolongan dari ummatku yang menampakkan kebenaran. Tidak akan memudlaratkan kepada mereka orang yang menentangnya, sehingga Allah mendatangkan perintah-Nya, sedangkan mereka tetap demikian itu”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1523, no. 170] 

عَنْ مُعَاوِيَةَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ اُمَّتِى قَائِمَةً بِاَمْرِ اللهِ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ اَوْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ اَمْرُ اللهِ وَ هُمْ ظَاهِرُوْنَ عَلَى النَّاسِ. مسلم 3: 1524، رقم: 174 
Dari Mu’awiyah, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Selalu ada seglongan dari ummatku yang menegakkan perintah Allah, tidak akan memudlaratkan kepada mereka orang yang menentangnya atau menyelisihinya, sehingga datang keputusan Allah dan mereka tetap ada di tengah-tengah manusia”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1524, no. 174] 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اْلاِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيْبًا وَ سَيَعُوْدُ غَرِيْبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ. الترمذى 4: 129 
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing sebagaimana semula, maka berbahagialah orang-orang yang asing”. [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 129, no. 2764] 

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: بَدَأَ اْلاِسْلاَمُ غَرِيْبًا وَ سَيَعُوْدُ كَمَا بَدَأَ غَرِيْبًا فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ. مسلم 1: 130 
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing sebagaimana semula asing. Maka berbahagialah bagi orang-orang yang asing”. [HR Muslim juz 1, hal. 130] 

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اْلاِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيْبًا وَ سَيَعُوْدُ غَرِيْبًا فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَا اْلغُرَبَاءُ؟ قَالَ: اَلَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ عِنْدَ فَسَادِ النَّاسِ. الطبرانى فى الكبير 6: 164، رقم: 5867 
Dari Sahl bin Sa’d As-Saa’idiy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing, maka berbahagialah orang-orang yang asing”. Para shahabat bertanya, “Siapakah orang yang asing itu ya Rasulullah ?”. Beliau bersabda, “Yaitu orang-orang yang memperbaiki ketika manusia dalam keadaan rusak”. [HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 6, hal. 164, no. 5867] 

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ فِيْمَا اَعْلَمُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: اِنَّ اللهَ يَبْعَثُ لِهذِهِ اْلاُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلّ مِائَةِ سَنَة مَنْ يُجَدّدُ لَهَا دِيْنَهَا. ابو داود 4: 109، رقم: 4291 
Dari Abu Hurairah, menurut yang aku ketahui dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah akan membangkitkan pada ummat ini setiap penghujung seratus tahun orang yang memperbaharui agama pada ummat tersebut”. [HR Abu Dawud juz 4, hal. 109, no. 4291] 


سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ

Tren Blog

Hadits Tentang Khitan

Fadlilah Dzikir Laa Ilaaha Illallaah

Perintah Orang Tua Yang Tidak Boleh Ditaati

Shalat Sunnah Intidhar

Hadits Tentang Rujuk

Blog Populer

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Khitan