Featured Post

Keluarga Bahagia dan Ikhlas Bahagia

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Betapa banyak orang yang kesepian di tengah hiruk pikuk keramaian bukan karena tak punya keluarga, sahabat atau handai taulan. Namun kurang baiknya hubungan dengan mereka, ada jarak, sekat hati yang memisahkan karena atas nama harga diri, ego, rasa malu ataupun individualisme yang dominan di kota-kota besar. Ada orang - orang shaleh yang namanya diabadikan dalam kitab suci. Allah memuliakan keluarga Imron dan keluarga Ibrahim, demikian pula 'ayah' Luqman bersama anak-anaknya dalam nasehat kebaikan yang terbaik.

Berpegang Teguh Pada Al Qu'ran Dan Sunnah Nabi

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم

Firman Allah SWT : Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; Tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk[*]. hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. [QS. Al-Maaidah : 105]

[*] Maksudnya: kesesatan orang lain itu tidak akan memberi mudharat kepadamu, Asal kamu telah mendapat petunjuk. tapi tidaklah berarti bahwa orang tidak disuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar.


Hadits Rasulullah SAW Dari Abu Umayyah Asy-Sya’baniy, ia berkata : Saya pernah bertanya kepada Abu Tsa’labah Al-Khusyaniy, aku bertanya, “Hai Abu Tsa’labah, bagaimana pendapatmu tentang ayat ini ?". Abu Tsa'labah balik bertanya, "Ayat yang mana ?". Aku berkata, "Yaitu firman Allah Ta'aalaa "Yaa ayyuhalladziina aamanuu ‘alaikum anfusakum laa yadlurrukum man dlolla idzahtadaitum" – Al-Maaidah : 105”. Abu Tsa'labah berkata, “Demi Allah, sungguh kamu menanyakan sesuatu yang aku pernah menanyakannya kepada Rasulullah SAW”, beliau bersabda, “Tetapi hendaklah kalian amar ma’ruf dan nahi munkar, sehingga apabila kamu melihat kebakhilan ditha’ati, hawa nafsu diikuti, keduniaan telah mewarnai, dan orang bangga dengan pendapatnya, maka wajib atasmu (yakni menjaga dirimu), tinggalkanlah keumuman orang, karena akan datang di belakang kalian hari-hari yang shabar pada waktu itu seperti orang yang menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan (amar ma’ruf nahi munkar) di tengah-tengah mereka pada hari itu akan mendapat pahala lima puluh orang yang beramal seperti kalian”. 'Abdullah bin Mubarak berkata : Dan menambahkan kepadaku selain 'Uqbah, ada yang bertanya, “Ya Rasulullah, apakah pahala lima puluh orang dari kami atau dari mereka ?”. Beliau menjawab, “Pahala lima puluh orang dari kalian”. [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 323, no. 5051]

Dari Abu Umayyah Asy-Sya’baniy, ia berkata : Saya pernah bertanya kepada Abu Tsa’labah, aku bertanya, “Hai Abu Tsa’labah, bagaimana pendapatmu tentang ayat ‘alaikum anfusakum ? – Al-Maaidah : 105”. Ia berkata, “Demi Allah, sungguh kamu menanyakan sesuatu yang aku pernah menanyakannya kepada Rasulullah SAW”, beliau bersabda, “Tetapi hendaklah kalian amar ma’ruf dan nahi munkar, sehingga apabila kamu melihat kebakhilan ditha’ati, hawa nafsu diikuti, keduniaan telah mewarnai, dan orang bangga dengan pendapatnya, maka wajib atasmu (yakni menjaga dirimu), tinggalkanlah keumuman orang, karena akan datang di belakang kalian hari-hari keshabaran. Shabar pada waktu itu seperti orang yang menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan (amar ma’ruf nahi munkar) di tengah-tengah mereka pada hari itu akan mendapat pahala lima puluh orang yang beramal seperti dia”. Perawi berkata : Dan menambahkan kepadaku selain dia, ia berkata,“Ya Rasulullah, apakah pahala lima puluh orang dari mereka ?”. Beliau menjawab, “Pahala lima puluh orang dari kalian”. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 123]

Dari Hudzaifah bin Yaman, ia berkata : Dahulu orang-orang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan, sedangkan saya bertanya kepada beliau tentang keburukan, karena khawatir kalau keburukan itu akan menimpa saya. Saya bertanya, “Ya Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu berada di masa jahiliyah dan dalam keburukan, lalu Allah mendatangkan kebaikan ini kepada kami, maka apakah setelah kebaikan ini akan ada lagi keburukan ?”. Nabi SAW menjawab, “Ya”. Saya bertanya lagi, “Dan apakah setelah keburukan itu akan ada lagi kebaikan ?”. Nabi SAW menjawab, “Ya”. Dan padanya ada asap kelabu (percampuran yang baik dan yang buruk). Saya bertanya,“Apa itu yang dimaksud asap ?”. Nabi SAW menjawab, “Ada suatu kaum yang memakai petunjuk bukan dengan petunjukku, kamu mengenal mereka dan mengingkarinya”. Saya bertanya, “Apakah setelah kebaikan itu ada lagi keburukan ?”. Nabi SAW menjawab, “Ya, yaitu orang-orang yang menyeru ke pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa yang menyambut seruan mereka (mengikutinya), maka mereka akan melemparkannya ke Jahannam”. Saya bertanya lagi, “Ya Rasulullah, terangkanlah sifat-sifat mereka kepada kami”. Nabi SAW bersabda, “Mereka adalah orang-orang dari daging kulit kita sendiri, dan mereka berbicara dengan lisan kita”. Saya bertanya lagi. “Lalu apa yang engkau perintahkan kepada saya jika saya mendapati yang demikian itu ?”. Beliau bersabda, “Tetaplah kamu menetapi jama’ah muslimin dan imam mereka”. Saya bertanya lagi, “Jika tidak ada jama’ah muslimin dan imam (lalu bagaimana) ?”. Beliau bersabda,“Tinggalkanlah firqah-firqah itu semuanya, meskipun kamu harus menggigit akar-akar pohon sehingga mati menjemputmu, sedangkan kamu dalam keadaan demikian itu”. [HR. Bukhari juz 4, hal. 178]

Dari Abu Sa’id Al-Khudriy, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka memasuki lubang biawak, kalian tetap mengikutinya”. Kami (shahabat) bertanya, “Ya Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nashrani ?”. Beliau bersabda, “Lalu, siapa lagi ?”. [HR. Bukhari juz 8, hal. 151]

Dari Abu Sa’id Al-Khudriy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta,sehingga walaupun mereka memasuki lubang biawak, kalian tetap mengikutinya”. Kami (shahabat) bertanya, “Ya Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nashrani ?”. Beliau bersabda, “Lalu, siapa lagi ?”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2054]

Dari Tsauban, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,“Akan selalu ada segolongan dari ummatku yang menampakkan kebenaran. Tidak akan memudlaratkan kepada mereka orang yang menentangnya, sehingga Allah mendatangkan perintah-Nya, sedangkan mereka tetap demikian itu”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1523, no. 170]

Dari Mu’awiyah, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Selalu ada segolongan dari ummatku yang menegakkan perintah Allah, tidak akan memudlaratkan kepada mereka orang yang menentangnya atau menyelisihinya, sehingga datang keputusan Allah dan mereka tetap ada di tengah-tengah manusia”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1524, no. 174]

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing sebagaimana semula, maka berbahagialah orang-orang yang asing”. [HR.Tirmidzi juz 4, hal. 129, no. 2764]

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,“Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing sebagaimana semula asing. Maka berbahagialah bagi orang-orang yang asing”. [HR Muslim juz 1, hal. 130]

Dari Sahl bin Sa’d As-Saa’idiy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing, maka berbahagialah orang-orang yang asing”. Para shahabat bertanya, “Siapakah orang yang asing itu ya Rasulullah ?”. Beliau bersabda, “Yaitu orang-orang yang memperbaiki ketika manusia dalam keadaan rusak”. [HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 6, hal. 164, no. 5867]

Tren Blog

Hadits Tentang Khitan

Fadlilah Dzikir Laa Ilaaha Illallaah

Shalat Sunnah Intidhar

Hadits Tentang Walimah

Hadits Tentang Rujuk

Blog Populer

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Khitan